BAGAIMANA MENDIDIK ANAK DENGAN AL QUR'AN #1


 📚 HALAQAH STUDY ISLAM

Teacher : 👑 Ustadzah 'Aafiya حفظهاالله

🌷🍀🌷🍀🌷🍀🌷🍀🌷🍀


Bismillah.

Pembahasan kita hari ini insya Allah tentang bagaimana kita mendidik anak kita dengan Al-Qur'an. 

Seringnya kita mendidik anak kita tentang larangan perkara yang haram, makruh, halal, dll tanpa bisa memberikan dalil yang jelas. 

Mendidik anak sedari kecil adalah ibarat mengukir di atas batu. Anak kecil tidak mudah lupa seperti orang dewasa. Maka dari itu, penting bagi kita untuk tidak hanya bicara hukum, tapi juga harus menjelaskan dalilnya, baik dari Al-Qur'an dan Sunnah. 

Allah Ta'ala menurunkan Al-Qur'an agar kita bisa beramal dengannya, berhukum dengannya dan hidup dengannya. 

Tidak hanya menghafal Al-Qur'an, tapi kita juga harus mengamalkannya, dan menjadikannya manhaj kita dan anak-anak kita dalam beragama.

Al-Qur'an adalah Kalam Allah. yang harusnya memberikan atsar yang baik dalam diri kita. 

وَلَقَدۡ يَسَّرۡنَا ٱلۡقُرۡءَانَ لِلذِّكۡرِ فَهَلۡ مِن مُّدَّكِرٖ

Dan sungguh, telah Kami mudahkan Al-Qur'an untuk peringatan, maka adakah orang yang mau mengambil pelajaran?

Ayat ini tidak hanya dikhususkan untuk orang dewasa, tapi semua orang. Termasuk anak-anak

Insya Allah Al-Qur'an akan mudah dipahami meski bagi anak-anak. Tugas kita adalah mengajarkannya sedari kecil. 

Terkadang kita berpikir "memangnya anak kita paham?" yakinlah bahwa anak kecil itu akan terbiasa dengan lingkungannya, jika lingkungannya kita ciptakan dengan pengajaran Al-Quran, maka dia akan mudah memahaminya sedari kecil. 

***

Cara pertama, yang terpenting adalah mengajarkannya sesuai umurnya. Misal, dengan menjelaskan arti ayatnya dulu.

Kemudian jelaskan sebab turunnya ayat itu. Jelaskan kisah-kisah jika memang sebab turunnya adalah kisah. Selanjutnya, ulangi terus ayat-ayat tersebut, ulangi cara ini, hingga pada akhirnya anakmu paham.  Anak-anak itu mudah paham dengan apa yang diajarkan. Insya Allah. 

Lihatlah anak-anak kecil di negara lain, ada yang masih kecil namun sudah menjadi khatib, penceramah, dll.

Dia masih kecil, namun ilmunya sudah luas, mampu berbicara didepan khalayak umum, dan menyampaikan ilmunya. 80% anak kecil, Insya Allah akan lebih cepat paham dan mengerti apa yang diajarkan di lingkungannya. 

Lihatlah bagaimana beberapa anak kecil yang berkhutbah dengan bahasa yang membuat kita kagum, dan bertanya bagaimana cara orangtuanya mendidik anak itu dan kita pun berdoa semoga anak kita bisa seperti mereka. 

Banyak contoh-contoh video khutbah anak kecil ini yang bisa kita lihat dan kita praktekkan. Sungguh ini lebih bermanfaat daripada video permainan.

Jangan sampai kita salah mendidik anak kita.

Berusahalah untuk mendidik anak kita dengan Al-Qur'an. 

Anak yang dididik karena takut dengan manusia saja dan bukan karena Allah, maka ia akan berbuat sesukanya di belakang orang lain.

Terkadang kita iri dengan anak orang lain yang Maa syaa Allah, tapi kita lupa bagaimana dibalik itu semua tentang cara orang tuanya mendidiknya.

Hati-hati terhadap sosial media yang bisa merusak anak kita, misal tontonan tidak baik yang ada di tiktok ataupun youtube. Sampai pada tontonan itu bisa membuat mereka berjoget, bernyanyi, kemudian menguploadnya.

Hati-hati. Nas'alullah assalaamah wal aafiyah, laa Haula wa laa quwwata Illa billaah. Anak kita adalah amanah bagi kita. Kita akan dimintai pertanggungjawaban atas pendidikannya Bagaimana kita mendidiknya. 

كلكم راع وكلكم مسؤول عن رعيته

"Setiap kalian adalah pemimpin dan setiap kalian akan betanggung jawab dengan apa yang dipimpinnya." HR. Bukhari.

Kebanyakan anak-anak kita hari ini dididik dengan banyaknya mainan, Play Station, media sosial dan alat elektronik yang lain. Kita tidak mengatakan ini hal yang buruk, hanya saja jika kita membandingkan dengan anak-anak yang masih bermain di lapangan dengan teman-temannya, dengan saudaranya, subhanallaah bagaimana dengan anak kita hari ini?

Banyak orang tua yang tidak bisa mengontrol isi hp anak-anak mereka. Padahal anak adalah amanah yang akan ditanya nanti di akhirat. Laa haula wa laa quwwata illaa billaah. 

Hendaknya berhati-hati dengan isi media sosial hari ini. Kewajiban kita sebagai orang tua bukan hanya peduli dengan makan, minumnya anak saja. Tapi kita harus memperhatikan akal, aqidah, serta akhlaq mereka.

Termasuk musibah, jika orang tua selalu memotret anaknya dalam setiap hal aktifitasnya. memangnya apa faidah dari gambar tersebut?

Semoga Allah Ta'ala memudahkan kita dalam mendidik anak kita dengan baik. 

Perhatikan baik-baik mana yang perlu di upload dan tidak. Jangan hanya mementingkan komen atau like dari apa yang kita upload.

Kita harus semangat mendidik anak kita dengan pendidikan yang baik, agamis, sehingga dia menjadi anak yang shalih, terjauh dari syahwat dan syubhat. 

Sehingga anak kita bisa berjalan di dunia yang gelap ini dengan ilmunya tentang Al-Qur'an (sebagai penjaga dan penerang dia). Kita juga harus memperhatikan umur anak dalam mentarbiyah. Beda umur maka beda cara mendidiknya.

Karena masing-masing anak punya level pemahaman yang berbeda dari segi umur. Anak-anak itu berbeda kemampuan memahaminya, penting bagi kita untuk mengerti kadar kemampuannya.

***

Ketika kita mendidik anak kita dengan Al-Qur'an, maka kita sudah berusaha menjadikan Nabi Muhammad shallallahu alaihi wasallam menjadi qudwah atau panutan kita, dahulu ibunda Aisyah Radhiyallahu Anha berkata bahwa akhlak nabi shallallahu alaihi wasallam adalah Al-Qur'an. 

Ketika anak membuat keributan, atau membuat kesalahan, tidak merapikan mainannya, tidak menaruh mainannya dengan rapi, maka coba motivasi anakmu untuk memperbaiki hal itu ajak dia untuk merapikannya.

Beri anak kita dalil :

 إِنَّا لَا نُضِيعُ أَجۡرَ ٱلۡمُصۡلِحِينَ

Sungguh, Kami tidak akan menghilangkan pahala orang-orang salih.

-Surat Al-A'raf, Ayat 170

Agar mereka berlomba-lomba untuk merapikannya dan mereka termotivasi untuk mendapatkan pahala. 

Ketika anak kita duduk di sebelah kita untuk membantu kita, merapikan kasurnya, atau berusaha merapikan mainannya tapi tidak rapi, tidak apa, tidak apa meski dia masih belum bisa "rapi". Ini proses. Lalu bagaimana selanjutnya? Agar mereka tidak menyerah meski tidak rapi.

Beri mereka dalil:

 إِنَّا لَا نُضِيعُ أَجۡرَ مَنۡ أَحۡسَنَ عَمَلًا

Kami benar-benar tidak akan menyia-nyiakan pahala orang yang mengerjakan perbuatan yang baik itu.

-Surat Al-Kahfi, Ayat 30

Ingatkan padanya agar tidak menyerah, karena Insya Allah dia tetep dapet pahala. 

Tapi, berilah contoh cara yang benar di depannya. misal rapikan sprei / kasur di depannya dengan rapi, dan katakan padanya "nak, aku ingin besok kalo kamu mau merapikan kasur lagi, rapi seperti ini ya..."

Katakan dengan baik, dengan suara lembut, dan katakan dalil itu lagi. Agar dia termotivasi lagi untuk makin memperbaiki pekerjaannya dan mendapatkan pahala lebih. 

‎رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: إن اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ يُحِبُّ إِذَا عَمِلَ أَحَدُكُمْ عَمَلًا أَنْ يُتْقِنَهُ

Dari Aisyah رضي الله عنها , bersabda Rasulullah shalalahu alaihi wa saam: “Allah 'azza wa jalla menyukai jika salah seorang di antara kalian melakukan suatu amal secara itqan(totalitas). 

Melakukan amal secara totalitas adalah termasuk tujuan dari agama kita. 

إِنَّا لَا نُضِيعُ أَجۡرَ مَنۡ أَحۡسَنَ عَمَلًا

Kami benar-benar tidak akan menyia-nyiakan pahala orang yang mengerjakan perbuatan yang baik itu.

-Surat Al-Kahfi, Ayat 30

Perhatikan kata "Ahsan".

Katakan pada anak kita "siapa yang mengerjakan hal terbaik, maka akan mendapatkan pahala yang lebih baik juga". Agar mereka makin semangat melakukan hal terbaik, baik ketika merapikan kasur, membersihkan rumah, merapikan mainannya, dll. 

Motivasi anak kita untuk selalu perbagus amalan, agar sampai pada derajat sempurna, atau mendekati sempurna. 

***

Tadi kita sudah bahas untuk memperhatikan umur anak dalam mendidik. Jika yang mereka lakukan belum seperti yang kita inginkan, jelaskan dengan cara yang baik, lembut.

Dan jangan bebani mereka dengan satu pekerjaan yang kita yakini bahwa dia belum bisa melakukannya dengan baik.

Ketika kita temui anak kita bertengkar dengan temannya, ajarkan anak kita untuk memaafkan

Dengan dalil :

 إِنَّ ٱلۡحَسَنَٰتِ يُذۡهِبۡنَ ٱلسَّيِّـَٔاتِۚ 

Perbuatan-perbuatan baik itu menghapus kesalahan-kesalahan. 

-Surat Hud, Ayat 114

وَجَزَٰٓؤُاْ سَيِّئَةٖ سَيِّئَةٞ مِّثۡلُهَاۖ فَمَنۡ عَفَا وَأَصۡلَحَ فَأَجۡرُهُۥ عَلَى ٱللَّهِۚ إِنَّهُۥ لَا يُحِبُّ ٱلظَّٰلِمِينَ

Dan balasan suatu kejahatan adalah kejahatan yang setimpal, tetapi barang siapa memaafkan dan berbuat baik (kepada orang yang berbuat jahat) maka pahalanya dari Allah. Sungguh, Dia tidak menyukai orang-orang yang zalim.

-Surat Asy-Syura, Ayat 40

Perbaiki kesalahanmu dengan melakukan kebaikan-kebaikan, karena perbuatan baik itu dapat menghapus kesalahan. 

Semoga Allah Ta'ala membantu kita dalam mendidik anak kita dengan tarbiyah shalihah. 

Semoga Allah Ta'ala jadikan anak kita sebagai penyejuk mata kita. 

Wallahu a'lam


🌷🍀🌷🍀🌷🍀🌷🍀🌷

Hari dan Tanggal: Ahad, 14 Maret 2021

Pukul: 18.00 WIB

Penerjemah Kajian: Putri Ghaniyya Aisyah, Umi Hardianti dan Divya Carella  حفظكن الله

Post a Comment

0 Comments