Tadabbur Juz 'Amma: Surah Al-Qadr

- بسم الله الرحمن الرحيم -

🌸 KELAS TADABBUR 🌸

Teacher: Ustadzah Maha, حفظهاالله

🌿🌷🌿🌷🌿🌷🌿🌷🌿🌷🌿

Bismillahirrahmanirrahim. 
Pada pertemuan hari ini In Syaa Allah Ustadzah akan membahas Tafsir Surah Al-Qodr.

Surah ini berjumlah 5 ayat dan tergolong Surah Makkiyyah (Jumhur Ulama'). 

Surah ini membahas keutamaan Lailatul Qadar dan Al-Qur'an yang di turunkan pada malam tersebut.

✒️QS. Al-Qadr, 1

إِنَّا أَنزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةِ الْقَدْرِ

"Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al- Qur`an) pada malam kemuliaan." 

Allah berfirman menjelaskan keutamaan Al-Qur'an dan tingginya derajat Al-Qur'an. Hal itu karena Allah mulai menurunkan Al-Qur'an di bulan Ramadhan pada malam qadar. Dengannya Allah merahmati seluruh hamba secara umum, yang tidak mampu dihargai oleh manusia.

Disebut malam qadar karena agungnya kemuliaan malam itu dan keutamaannya di sisi Allah.

Dalam tafsir Ibnu Katsir:

Allah Subhanahu wa Ta'ala menceritakan bahwa Dia menurunkan Al-Qur'an di malam Lailatul Qadar, yaitu malam yang penuh dengan keberkahan, sebagaimana yang dijelaskan dalam ayat lain melalui firman-Nya:

إِنَّا أَنْزَلْناهُ فِي لَيْلَةٍ مُبارَكَةٍ

"Sesungguhnya Kami menurunkannya pada suatu malam yang diberkati."
(Ad-Dukhan: 3)

Yaitu Lailatul Qadar yang terdapat di bulan Ramadan, sebagaimana yang disebutkan di dalam firman-Nya:

شَهْرُ رَمَضانَ الَّذِي أُنْزِلَ فِيهِ الْقُرْآنُ

"(Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al-Qur’an."
(Al-Baqarah: 185)

Ibnu Abbas dan lain-lainnya mengatakan bahwa Allah Subhanahu wa Ta'ala menurunkan Al-Qur'an sekaligus dari Lauh Mahfuz ke Baitul 'Izzah di langit yang terdekat. Kemudian diturunkan secara terpisah-pisah sesuai dengan kejadian-kejadian dalam masa dua puluh tiga tahun kepada Rasulullah Shallallahu'alaihi Wasallam. 

Berkata Syekh Utsaimin:

إِنَّا أَنْزَلْنَاهُ

Dhamir (kata ganti: kami) di sini kembali kepada Allah 'Azza Wa Jalla, dan dhamir haa pada أَنْزَلْنَاهُ kembali kepada Al-Qur'an. Allah menyebut diri-Nya dengan keagungan إِنَّا أَنْزَلْنَاهُ Karena Allah Subhaanahu wa Ta'ala adalah al-Azhiim (Maha agung), tidak ada sesuatu yang lebih agung dari-Nya. Dan Allah Ta'ala terkadang menyebut dirinya dengan keagungan seperti dalam ayat yang mulia ini.

Dan dhamir (kata ganti) dalam firman-Nya أَنْزَلْنَاهُ adalah dhamir maf'ul bih, yaitu haa. Kembali kepada al-Quran tanpa disebutkan sebelumnya. Karena ini adalah perkara yang diketahui, dan tidak ada yang menentang bahwa yang dimaksud pada ayat ini adalah turunnya Al-Qur'an al-Karim.

Dan firman Allah Ta'ala فِي لَيْلَةِ الْقَدْرِ "pada malam lailatul qadar ":
Di antara para ulama ada yang mengatakan bahwa makna Al-Qadr adalah kemuliaan. 

Dinamakan Malam Lailatul Qadar:
1. Karena malam ini termasuk malam yang Mulia;
2. Karena pada malam ini ditakdirkan di dalamnya takdir-takdir secara Umum, (Maut, Rezeki, dan takdir yang lain);
3. Karena banyak malaikat yang turun pada malam tersebut.

Karena agungnya kemuliaan malam itu dan keutamaannya di sisi Allah. Pada malam itu Allah menentukan ajal, rizki, dan ketentuan-ketentuan takdir selama satu tahun.

Ayat ini menjadi penguat bahwa Al-Qur'an diturunkan di malam lailatul qadar, karena malam lailatul qadar hanya ada di bulan ramadhan.

Al-Qur'an diturunkan pada Bulan yang paling mulia, di turunkan pada malam yang paling Mulia, dan diturunkan kepada Hamba terbaik (Rosulullah Shollallahu'Alaihi wa Sallam).

Yang disebutkan adalah pada waktu "malam" bukan siang, ini menunjukkan keutamaan waktu Ibadah pada malam hari karena malam adalah waktu yang tenang untuk beribadah kepada Allah, tidak seperti waktu siang yang sering digunakan untuk beraktivitas.

✒️QS. Al-Qadr, 2

وَمَا أَدْرَاكَ مَا لَيْلَةُ الْقَدْرِ

"Dan tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu?"

Dalam Tafsir As-Sa'di:

Maka Sesungguhnya perkara ini(Malam Lailatul Qadar) termasuk perkara yang Mulia dan besar konsekuensinya.

Ungkapan pada penggalan ayat ini, dengan bahasa seperti ini mengandung faedah pemuliaan dan pengagungan, ini sering disebutkan dalam Al-Qur'an al-Karim.

✒️QS. Al-Qadr, 3

لَيْلَةُ الْقَدْرِ خَيْرٌ مِّنْ أَلْفِ شَهْرٍ

"Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan."

Dalam tafsir Ibnu Katsir:

Ibnu Jarir mengatakan pula bahwa telah menceritakan kepada kami Ibnu Humaid, telah menceritakan kepada kami Hakkam ibnu Muslim, dari Al-Musanna ibnus Sabbah, dari Mujahid yang mengatakan, bahwa dahulu di kalangan kaum Bani Israil terdapat seorang lelaki yang malam harinya melakukan qiyam hingga pagi hari, kemudian di siang harinya ia berjihad di jalan Allah hingga petang hari. Dia mengerjakan amalan ini selama seribu bulan, maka Allah menurunkan firman-Nya:

"Malam kemuliaan itu lebih baik daripada seribu bulan." (Al-Qadar: 3)
Yakni melakukan qiyam di malam kemuliaan itu lebih baik daripada amalan laki-laki Bani Israil itu.

Sufyan As-Sauri mengatakan bahwa telah sampai kepadaku dari Mujahid sehubungan dengan malam kemuliaan lebih baik daripada seribu bulan. Bahwa amalan, puasa, dan qiyamnya lebih baik daripada melakukan hal yang sama dalam seribu bulan.

Malam yang keutamaannya senilai dengan 1000 bulan. Maka amal shalih yang dikerjakan pada malam tersebut lebih baik daripada amal solih yang dilakukan selama 1000 bulan lamanya(di luar malam tersebut).

Hal ini membuat Takjub orang-orang yang berakal, dan fikiran mereka pun tercengang.

Ini merupakan keberkahan yang Allah berikan kepada umatnya yang lemah dan umatnya yang memiliki kemampuan baik dari kalangan laki-laki maupun perempuan.

Amal Solih di dalamnya (di dalam malam Lailatul Qadar) jika diterima oleh Allah, nilainya lebih dari 1000 bulan.

Inilah salah satu hal yang membuat orang berakal terkesima dan tercengang, karena Allah memberi karunia pada umat yang lemah ini berupa kekuatan dan daya dalam satu malam, di mana amal yang dikerjakan pada malam itu nilainya sama bahkan lebih dari amalan seribu bulan. Sementara seseorang paling-paling diberi usia panjang selama delapan puluh sekian tahun.

Seperti halnya amal sholih yang dikerjakan pada Bulan Ramadhan, pada Bulan Dzulhijjah dan bulan Haram lainnya, yang lebih baik daripada amal yang dikerjakan pada bulan selainnya,

Jika ditinjau dari perkara tempat, ibadah yang dikerjakan di Masjid Nabawi lebih baik daripada  Ibadah yang dikerjakan di tempat lain.

Ini merupakan perkara yang besar. Mohonlah kepada Allah agar bisa meraih malam tersebut, dan mengisi malam tersebut dengan ibadah.

Di antara yang membantu seseorang agar dia bisa maksimal melakukan qiyamul di malam itu adalah senantiasa mengingat-ingat keutamaan Allah dan kenikmatan yang begitu banyak yang sudah diberikan kepada kita.

Kemudian menghindari bermajlis atau berteman dengan orang-orang yang melalaikan dan membuat lelah, sehingga kita terluputkan dari qiyam di malam ini.

Seyogyanya bagi kita untuk bersungguh-sungguh menegakkan 10 malam terakhir bulan Ramadhan dengan ibadah dan menjauhi berbagai perkara yang melalaikan.

Oleh karena itu, siapa saja yang sholat pada malam tersebut karena mengharap pahala dan keimanan maka ia akan diampuni dosanya yang telah lalu. 

Amalan apa yang disukai untuk dikerjakan pada malam Lailatul Qadar: Qiyamullail membaca Al-Qur'an, dan memperbanyak berdo'a kepada Allah.

✒️QS. Al-Qadr, 4

تَنزلُ الْمَلائِكَةُ وَالرُّوحُ فِيهَا بِإِذْنِ رَبِّهِمْ مِنْ كُلِّ أَمْرٍ

"Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan Malaikat Jibril dengan izin Tuhannya untuk mengatur segala urusan."

Dalam tafsir Ibnu Katsir:

Yakni banyak malaikat yang turun di malam kemuliaan ini karena berkahnya yang banyak. Dan para malaikat turun bersamaan dengan turunnya berkah dan rahmat, sebagaimana mereka pun turun ketika Al-Qur'an dibacakan dan mengelilingi halaqah-halaqah zikir serta meletakkan sayap mereka menaungi orang yang menuntut ilmu dengan benar karena menghormatinya

Sebagaimana dalam hadits tentang menuntut ilmu, dimana majelis ini dinaungi oleh para malaikat.

Berkata Syekh Utsaimin:

Pada malam itu turun para malaikat dan malaikat Jibril yang turun secara bertahap. Karena para malaikat adalah penduduk langit, dan langit berjumlah tujuh langit, maka para malaikat turun tehapan demi tahapan sehingga memenuhi bumi.

Ar-Ruh ialah malaikat Jibril alaihissalaam. Allah mengkhususkan penyebutannya karena kemuliaan dan keutamaannya.

Dan turunnya malaikat adalah alamat (tanda) yang menunjukkan rahmat, kebaikan dan keberkahan. 
Oleh karenanya, apabila malaikat enggan memasuki suatu tempat, itu menunjukkan bahwa tempat tersebut  tidak ada rahmat, kebaikan dan keberkahan di dalamnya, seperti tempat yang ada gambar-gambar (makhluk bernyawa) di dalamnya. Sebagaimana dalam hadits, 
"Sesungguhnya para malaikat tidak akan memasuki rumah yang terdapat gambar makhluk bernyawa di dalamnya."

Malaikat tidak akan masuk ke dalam rumah yang ada gambar muharromah.

Maksudnya gambar yang diharamkan, karena apabila gambar makhluk bernyawa dihinakan dijadikan alas kasur atau lap, kebanyakan ulama membolehkannya. Dengan begitu malaikat tidak akan enggan memasuki tempat tersebut. Karena seandainya malaikat enggan masuk maka tentu sudah dilarang. Maka para malaikat akan turun pada lailatul qadr dengan jumlah banyak, turunnya mereka adalah. kebaikan dan keberkahan

Do'a yang disyariatkan untuk dibaca pada Malam Lailatul Qadar:

اللَّـهُـمَّ إنَّكَ عَفُوٌّ تُـحِبُّ العَفْوَ فَاعْفُ عَنِّي

Ya Allah, sesungguhnya Engkau Dzat Yang Maha Pemaaf dan Pemurah maka maafkanlah diriku.

Firman Allah: مِنْ كُلِّ أَمْرٍ " dengan segala urusan."

Dikatakan bahwa huruf من [min] طbermakna al-baa: "dengan" Maknanya: dengan segala urusan Allah, memerintahkan dengannya. Urusan ini tidak dijelaskan, kita tidak mengetahui berupa urusan apakah itu. Tetapi kita katakan bahwa turunnya malaikat-malaikat ke bumi adalah pertanda kebaikan, rahmat dan keberkahan. 
bisa juga bermakna lam, لأجل yaitu لكل أمر

Di ayat ke 5 adalah juga termasuk keutamaan dari malam yang agung ini.

✒️QS. Al-Qadr, 5

سَلَامٌ هِيَ حَتَّى مَطْلَعِ الْفَجْرِ

"Malam itu (penuh) kesejahteraan sampai terbit fajar."

Dalam Tafsir As-Sa'di:
Selamat dari setiap perkara yang membahayakan dan dari setiap keburukan, hal tersebut karena banyaknya kebaikan pada malam tersebut.

سَلَامٌ هِيَ

Berkata Syekh Utsaimin : Malam itu (penuh) kesejahteraan"

Penggalan ayat ini terdiri dari mubtada dan khabar. Khabarnya dikedepankan, dan taqdirnya: "هِيَ سَلَامٌ" maknanya: Malam tersebut adalah keselamatan. 

Allah mensifatinya dengan kesejahteraan, karena banyaknya yang terselamatkan dari dosa-dosa dan hukuman-hukumannya pada malam tersebut.

Nabi shallallaahu 'alaihi wasallm bersabda:

مَنْ قَامَ لَيْلَةَ الْقَدْرِ إِيْمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ

"Siapa saja yang berdiri melaksanakan shalat malam pada lailatulqadr karena iman dan mengharap pahala, maka akan diampuni baginya dosa-dosanya yang telah lalu"

Pengampunan terhadap dosa tidak diragukan lagi bahwa itu adalah keselamatan dari bahaya dan hukuman-hukumannya.

سَلَامٌ هِيَ

Makna berikutnya karena Syaithan tidak bisa berbuat keburukan pada malam tersebut. 

Menurut pendapat yang lainnya, malam kemuliaan terdapat dalam malam dua puluh lima Ramadan. Berdasarkan apa yang telah diriwayatkan oleh Imam Bukhari dari Abdullah ibnu Abbas, bahwa Rasulullah Shallallahu'alaihi Wasallam pernah bersabda:

«الْتَمِسُوهَا فِي الْعَشْرِ الْأَوَاخِرِ مِنْ رَمَضَانَ فِي تَاسِعَةٍ تَبْقَى فِي سَابِعَةٍ تَبْقَى فِي خَامِسَةٍ تَبْقَى»

Carilah malam kemuliaan di malam-malam sepuluh terakhir dari bulan Ramadhan, yaitu bila tinggal sembilan malam lagi atau bila tinggal tujuh malam lagi, atau bila tinggal lima malam lagi. 

حَتَّى مَطْلَعِ الْفَجْرِ


Dalam Tafsir As-Sa'di:

Malam itu dimulai sejak terbenamnya matahari dan berakhir sampai terbitnya Fajar.

Tetapi malam yang paling berpotensi adalah malam ke 27. Bisa jadi misalnya tahun ini bertepatan pada malam 27, tahun ke dua terjadi pada malam ke 21, pada tahun ketiga terjadi pada malam ke 25, dan begitu seterusnya.

Dan sungguh telah disebutkan secara berturut-turut di dalam hadits-hadits yang membahas tentang keutamaan malam tersebut, bahwasanya malam tersebut diturunkan pada bulan Ramadhan, di 10 malam terakhir bulan Ramadhan (yakni dikhususkan pada malam-malam ganjil pada 10 malam terakhir bulan Ramadhan),

Sesungguhnya Nabi shallallaahu 'alaihi wa sallam pernah beri'tikaf sepuluh hari pertama, kemudian sepuluh hari pertengahan, kemudian diberitakan kepada beliau: Sesungguhnya lailatulqadr terjadi pada sepuluh hari terakhir, maka beliau pun beri'tikaf pada sepuluh hari terakhir

Aisyah radhiyallahu ‘anha juga mengatakan,

كَانَ النَّبِىُّ – صلى الله عليه وسلم – إِذَا دَخَلَ الْعَشْرُ شَدَّ مِئْزَرَهُ ، وَأَحْيَا لَيْلَهُ ، وَأَيْقَظَ أَهْلَهُ

“Apabila Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam memasuki sepuluh hari terakhir (bulan Ramadhan), beliau mengencangkan sarungnya (untuk menjauhi para istri beliau dari berjima’, pen), menghidupkan malam-malam tersebut dan membangunkan keluarganya.” (HR. Bukhari & Muslim)

Allah Azza Wa Jalla tidak menjelaskan kepastiannya karena dua faedah yang besar.

Pertama: Menjadi bukti yang membedakan antara yang jujur dalam mencarinya dari yang malas. Karena yang jujur tidak peduli akan kelelahan pada sepuluh hari tersebut dalam rangka meraihnya, sedangkan yang malas akan malas untuk berdiri sepulh malam demi meraih satu malam saja.

Faedah kedua: Banyaknya pahala orang-orang muslim adalah dengan memperbanyak amalan, karena semakin banyak amalan maka pahala pun akan lebih banyak

Pada surat ini mengandung beberapa keutamaan lailatulqadr. 

Keutamaan pertama: Bahwa Allah menurunkan padanya Al-Qur'an yang dengannya Allah memberi petunjuk manusia. 

Kedua: Adanya pengagungan dan pemuliaan dengan bentuk pertanyaan dalam firman-Nya: وَمَا أَدْرَاكَ مَا لَيْلَةُ الْقَدْرِ " Dan tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu?"

Faidah yang bisa diambil dari Surah ini:
1. Keutamaan Al-Qur'anul Kaariim

2. Mengulang penyebutan takdir (qodho' dan qodar)
3. Menyebutkan waktu-waktu yang lebih utama dalam meningkatkan ibadah di dalamnya. 
4. Memperbanyak do'a ketika malam tersebut. 
5. Al-Qur'an diturunkan pada Bulan yang paling mulia, diturunkan pada malam yang paling Mulia, dan diturunkan kepada Hamba terbaik ( Rosulullah Shollallahu'Alaihi wa Sallam). 


🌿🌷🌿🌷🌿🌷🌿🌷🌿🌷🌿


🕰️ Sabtu, 30 January 2021 (17 Jumadil Akhir, 1442 H)
📝 Mutarjimah: Lina, Fitrah, Faridah Aulia, حفظهن الله

Post a Comment

0 Comments