SHIFAT SHALAT & WUDHU NABI #5


🌺SHIFAT SHALAT & WUDHU NABI ﷺ🌺

Pemateri: Ustadzah Ummu Mu'adz حفظهاالله

🌷🌿🌷🌿🌷🌿🌷🌿🌷🌿🌷


Bismillahirrahmanirrahim

Pekan lalu kita mempelajari banyak hal. Saya menerima begitu banyak pertanyaan. Saya ingin mengklarifikasi beberapa hal. 

Pertanyaan terutama tentang tawaruk dan iftirash. Cara nabi melakukan duduk untuk tasyahud. 

Orang yang tidak mampu melakukannya persis seperti yang dilakukan Nabi maka tidak akan dihukum. 

Tapi kita harus berusaha keras melakukannya untuk mendapatkan lebih banyak pahala. Kita harus melatih diri kita sendiri. Kita perlu mengikuti Nabi dalam segala hal yang dia lakukan. Ini menunjukkan betapa kita mencintainya. Secara bertahap kita akan berhasil dalam hal ini. Jangan pernah lupa bahwa ini akan memberi kita lebih banyak pahala. Dengan cara ini kita akan menunjukkan cinta kita kepada nabi dengan mengikutinya

🖋Hari ini kita akan membahas hal-hal yang bisa membuat kita khusyu' dalam shalat?

Misalnya, di hari jum'at apa yang membuat kita semangat untuk beribadah?

Yaitu karena hari ini termasuk hari yang agung dan do'a-do'a pada hari itu di ijabah.

Apa yang membuat kita tetap menjalankan shalat dan shalat jamaah? Untuk mendoakan satu sama lain. Penghormatan dalam Shalat. Karena kita tahu bahwa semua ini adalah harta karun, kita tahu dampaknya yang besar terhadap hati kita.

Seperti itu juga shalat, sebelum kita memulai shalat maka wajib bagi kita untuk menghadirkan hati kita, mengetahui keutamaaannya.

🖋Mari memperbaiki beberapa poin penting.

Yang bisa mengingatkan kita tentang apa yang telah kita lihat.

Sebelum kita melakukan amalan sholat, hendaklah kita merenungi bahwa betapa pentingnya amalan ini, dan mengingat hadits tentang sholat. 

❓Apa esensi sholat? Adalah Rasulullah ﷺ  tatkala berada pada kondisi yang sulit, beliau bersegera bersimpuh dalam sholatnya. Bahwa Rasulullah ﷺ memerintahkan kita untuk menyegerakan sholat, jika ingin rizki kita lancar. Kapanpun kita dalam kesulitan, ayo kita menghadap Allah dalam sholat kita, itu akan meberikan keberkahan dan membawa kita lebih dekat kepada Allah Ta'ala. 

Kemudian,kita akan menjelaskan beberapa defenisi.

▶ Perbedaan antara Rukun, Wajib dan Sunnah

▶Rukun (Pilar atau pondasi), ibarat rumah, dia akan roboh tanpa ada pondasinya. Maka tanpa Rukun, tidak ada Sholat

Contohnya Sujud, yang merupakan Rukun

Hafalkanlah bahwasanya RUKUN adalah bagian dari sesuatu dan tidak sempurna sesuatu tanpanya. Misalnya sujud.

Rukun tidak boleh ditinggalkan. 

Arkan (Rukun-rukun) wajib diulangi apabila dia tidak dikerjakan.

Wajib adalah sesuatu yang diwajibkan secara syari'at. Apabila ditinggalkan secara tidak sengaja maka bisa melakukan sujud sahwi.

Sunnah-sunnah dalam sholat tidak wajib dikerjakan dan jika tertinggal, maka sholat tetap sah. Tetapi tetap disarankan untuk melakukan sujud sahwi jika terlupa.

Secara umum, ada 29 macam sunnah dalam sholat.

Dan kita harus mengingat dan membedakan antara ketiganya: rukun, wajib dan sunnah dalam sholat.

⛔Tidak ada tasyahud setelah sujud sahwi, baik sujud sahwi-nya dilakukan setelah salam maupun sebelum salam.

❓Apa itu sujud sahwi?

Sujud sahwi dilakukan jika kita terlupa, terlupa mengerjakan yang menjadi rukun, wajib dan sunnah di dalam sholat. Caranya dengan melakukan dua sujud.

Rasulullah ﷺ pernah terlupa dan sholat 5 rakaat, sehingga para Sahabat bertanya apakah Allah Ta'ala menambahkan 1 rakaat lagi untuk sholat tersebut. Lalu Rasulullah melakukan dua kali sujud setelah salam.

Bagaimana cara kita melakukan sujud sahwi?

Menurut ulama, kita perlu melakukan takbir ketika melakukan sujud sahwi baik ketika melakukannya sebelum maupun setelah salam, sebagaimana kita melakukan sujud pada umumnya di salam sholat.

Kita duduk di antara dua sujud sahwi tersebut. 

⛔Namun kita tidak membaca doa tasyahud ketika sujud sahwi. Tidak ada riwayat yang menyatakan Rasulullah ﷺ membaca tasyahud dalam sujud sahwi.

Yang disyariatkan setelah sujud sahwi adalah SALAM. 

Jadi ketika kita melakukan kesalahan dalam sholat, lupa atau menambahkan sesuatu dalam sholat atau ketika kita ragu, lakukanlah sujud sahwi.

⛔Namun tidak ada sujud sahwi untuk perasaan was-was dalam sholat.

Jika kita menambahkan sesuatu pada sholat, ada 2 macam:

1. Menambahkan sesuatu yang memang bagian dari sholat, misalnya rukuk atau sujud, dan lain-lain. 

2. Menambahkan sesuatu yang bukan bagian dari sholat, misalnya makan.

⛔Jika kita menambahkan sesuatu yang bukan bagian dari sholat, maka itu terlarang. Namun hal tersebut penting dilakukan, maka dibolehkan. Misalnya seperti yang disebutkan di dalam hadits, tentang Aisyah yang membuka pintu ketika sholat.

⛔Jika kita melakukan hal-hal tersebut dengan sengaja, maka sholat menjadi batal.

⛔Sholat tidak batal, jika kita melakukan hal tersebut karena ada keperluan dan tidak melakukan gerakan tersebut berulang-ulang.

Misalnya kita bisa membuka pintu, sambil tetap menghadap ke kiblat dengan cara bergeser ke depan atau ke belakang.

Jika kita tersengat binatang dan kita bergerak, maka sholat tetap sah.

❓Bolehkah kita mengangkat bayi waktu sholat  atau mengendong bayi?

Rasulullah ﷺ pernah  mengangkat cucunya, dan membuka pintu.

Gerakan dalam sholat (yang bukan merupakan bagian dari sholat) dibagi 5:

1. Wajib. Maksudnya wajib dilakukan untuk mengoreksi sholat kita. Misalnya jika ternyata kita salah kiblat dan ada yang mengingatkan hal tersebut, maka gerakan mengubah arah kiblat kita menjadi wajib dilakukan.

2. Mandoub (sunnah, dianjurkan). Yaitu gerakan-gerakan yang perlu dilakukan untuk menyempurnakan sholat. Seperti membetulkan kain atau sarung untuk menutupi aurat yang tersingkap atau untuk merapatkan shaf.

3. Mubah. Yakni gerakan-gerakan yang tidak darurat dan tidak penting, boleh dilakukan namun tidak boleh berulang-ulang. 

Mubah terbagi 2:

Yang mubah karena hajat, misal digigit semut

Atau karena darurat, misal menggendong bayi.

4. Makruh. Yaitu yang mubah, namun bukan kebutuhan. Misalnya melihat jam berulang-ulang kali.

5. Haram. Yaitu gerakan yang bukan bagian dari sholat, tidak darurat dan bukan kebutuhan, misalnya memakan sisa makanan di dalam mulut berulang-ulang kali.

⛔Tidak dibenarkan berbicara pada saat shalat.

Ketika kita melakukan perbuatan di luar gerakan shalat (makan, tertawa), maka ini terlarang. Tetapi apabila dilakukan dalam keadaan jahil (tidak tahu), maka shalatnya sah. Apabila berbicara tanpa sengaja, maka ini tidak membatalkan shalatnya. 

❓Jika orang yang shalat bersin maka apa yang dilakukan?

Yang disyariatkan adalah mengucapkan hamdalah secara sirr (pelan). Akan tetapi tidak disyariatkan untuk menjawabnya dengan tasymit.

Dalam sholat berjamaah, ketika imam melakukan kesalahan (misalnya tertinggal rukuk), laki-laki disyariatkan bertasbih dan bagi wanita maka menepukkan tangan tanpa bertasbih.

⛔Juga tidak disyariatkan untuk menjawab salam saat shalat dengan ucapan. Yang disyariatkan adalah dengan isyarat, sebagaimana yang dicontohkan Rasulullah Shalallahu'alaihi wasallam. Karena menjawab salam merupakan pembicaraan kepada manusia.

Pertemuan selanjutnya kita akan mengulang kembali tentang pembahasan rukun shalat. 


🌷🌿🌷🌿🌷🌿🌷🌿🌷🌿🌷


🕰Hari/Tanggal: Jumat, 09 Oktober 2020

📝Penerjemah : Ukhti Shelly, Fitrah, Ferisca, Sarah, Maimunnah حفظكن الله

Post a Comment

0 Comments