KIAT MENGASUH BUAH HATI AGAR MUDAH SHALAT #3



- بسم الله الرحمن الرحيم -

🌸 HALAQOH STUDI ISLAM 🌸

Teacher: Ustadzah 'Aafiyah حفظهاالله

🌿🌷🌿🌷🌿🌷🌿🌷🌿🌷🌿


Rasulullah Shallallahu 'alayhi wa sallam bersabda,

مَنْ رَأَى مِنْكُمْ مُنْكَرًا فَلْيُغَيِّرْهُ بِيَدِهِ فَإِنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَبِلِسَانِهِ فَإِنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَبِقَلْبِهِ وَذَلِكَ أَضْعَفُ الإِيمَانِ

"Jika di antara kamu melihat kemungkaran maka ubahlah dengan tanganmu, dan jika kamu tidak cukup kuat untuk melakukan nya, maka gunakanlah lisan, namun jika kamu masih tidak cukup kuat, maka ingkarilah dengan hatimu karena itu adalah selemah-lemahnya iman."(HR Muslim)

Kita liat bagaimana hari ini banyak orang tua yang tidak sholat, apa yang harus dilakukan sang anak?

Tentu dengan mu'amalah yang baik. Tidak akan bisa sang anak mengubah hal tersebut kecuali dengan mu'amalah yang baik.

Yang pertama dilakukan seorang anak tatkala menasehati kedua orangtuanya adalah :

1. Memberikan surat atau buku, atau potongan video tentang pentingnya mengerjakan sholat. 

Mungkin di awal diabaikan atau bahkan menolak dengan keras.

Tapi, coba menulis surat kepada mereka dan sampaikan bahwa engkau mencintai mereka, engkau ingin kebaikan untuk mereka, engkau khawatir dan tidak tenang jika mereka tidak melakukan sholat, tulis pula tentang pentingnya sholat dan kebaikan-kebaikan yang didapat jika mengerjakan sholat.

Sebab, terkadang ketika kita ingin menyampaikan nasehat kepada kedua orangtua melalui lisan terasa berat. Maka, melalui surat kita bisa menuliskan nasehat penuh cinta kepada mereka dan ini adalah salah satu cara terbaik untuk menasehati mereka.

2. Jika ingin menyampaikan hal kepada manusia jangan terlalu bertele-tele ketika menyampaikannya karena sesungguh nya mereka tidak menyukai hal ini, alangkah baiknya dengan perkataan yang sedikit tapi memiliki makna yang dalam.

3. Menasihati orang tua itu jangan tiap hari karena bisa jadi itu menyebabkan rasa bosan bagi mereka. Dan juga sampaikan dengan uslub yang baik serta dengan cara yang berbeda-beda.

Misal, bisa dengan mengajak ke restoran, atau ke pantai, atau ke tempat lain, lalu mulai percakapan dengan sederhana. Kemudian setelah itu jika percakapan membaik, maka lanjutkan nasihatmu.

Semoga dengan akhlak yang baik ini bisa bermanfaat dengan apa yang akan kau sampaikan.

Jika pada anak maka sampaikan bagaimana hukum meninggalkan shalat. Dengan penjelasan ini, kita tumbuhkan rasa takut pada mereka agar mereka tidak meninggalkan shalat. Jelaskan dengan penjelasan yang baik, pelan, dan ramah.

Contoh, madzhab hanafi, mengkafirkan orang yang meninggalkan shalat.

Maka, dengan salah satu hukum ini, kita bisa jadikan contoh untuk menumbuhkan rasa takut pada hati anak kita, agar tidak meninggalkan shalat.

Dan sampaikan apa yang akan didapat oleh orang yang telah dikafirkan karena meninggalkan sholat. 

Orang yang meninggalkan sholat dengan sengaja tersebut maka ia tidak boleh mendapatkan warisan, tidak boleh dikuburkan dalam kuburan orang orang Islam, tidak di mandikan, tidak disholatkan tatkala mereka wafat. Nasalullahassalamah wal 'aafiyah

Dan bersemangatlah untuk mengajarkan surat Al Fatihah pada anakmu. Jangan sampai kau melewatkan hal ini. Karena mengajarkan Al Fatihah pada anakmu, itu salah satu amal jariyah untukmu.

Tidak hanya Al Fatihah, tapi juga surat-surat pendek yang lain. Jangan beri kesempatan ini ke orang lain. Jadilah dirimu yang mengajarkannya pada anakmu. Karena kelak itu akan bermanfaat baginya dan menjadi pahala jariyah untukmu ketika surat itu dia ulang-ulang terus sampai dewasa.

Beliau menjelaskan banyak dari kalangan  Ummahat yang bersemangat sekali untuk mengajarkan surat Al Fatihah dan surat surat pendek karena mereka tau dengan amalan ini bisa menjadi amal jariyah.

Maka, bersemangatlah duhai para ibu dan calon ibu untuk mengajarkan kebaikan kepada anak-anak kalian.

Ada pula seorang muslimah semangat mengajarkan anaknya untuk menghafal Al Fatihah, surah-surah pendek dan bahkan dzikir pagi petang. Hingga anaknya sekarang berumur 15 tahun dan masih hafal dan terus mengamalkannya. Bukankah ini amal jariyah?

Sebab sangat penting untuk mengingatkan anak kita tentang pentingnya dzikir. Apalagi dzikir pagi petang maka ajarkan ini padanya

Jika dia tidak bisa menghafalnya, atau anda tidak bisa menyuruhnya menghafal, suruh saja "ayo baca dengan suara yang keras, ulang terus" maka insya Allah dia akan hafal nantinya.

Dan pastikan juga anda memberikan contoh menghafalnya bersamanya lalu harapkan pahala dengan mengajarkan hal-hal baik pada anak kita. Seperti mengajarkan surat pendek dan dzikir sehari-hari.

Percayalah bahwa kelelahanmu mendidik anakmu saat ini, akan membuahkan pahala yang berlimpah untukmu kelak.

🌷🌷🌷

Setelah mengajarkan Al Fatihah dan surat surat pendek. Ajarkan mereka dzikir-dzikir pagi dan petang.

Beliau menceritakan salah satu akhwat yang beliau kenal bahwa teman beliau ini mengajarkan kepada anaknya dzikir pagi dan petang, beliau duduk bersama sang anak dan menyuruh sang anak untuk mengikuti bacaan beliau dan Alhamdulillah sekarang sang anak sudah hafal dzikir pagi dan petang.

Bersemangatlah untuk mengajarkan kebaikan kepada mereka, karena apa yang kamu tanam saat ini kepada mereka lalu kamu ikhlas dalam mengajarkan ilmu ini kepada mereka, engkau ajarkan surat Al Fatihah, surat-surat pendek, dzikir-dzikir ini dengan ikhlas maka sungguh ini akan menjadi amal jariyah dan berbuah pahala di akhirat kelak yang tak akan terputus meskipun engkau telah meninggal.

Rasulullah shallallahu' alaihi wa sallam bersabda,

مَنْ دَلَّ عَلَى خَيْرٍ فَلَهُ مِثْلُ أَجْرِ فَاعِلِهِ

“Barangsiapa yang menunjuki kepada minta maka dia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mengerjakannya.”

(HR. Muslim no. 1893)

Di awal tarbiyah anak-anak, tanamkanlah keikhlasan di dalam hati mereka. Juga muraqabatullah.

Apalagi dalam membiasakan anak shalat, yang terpenting adalah menumbuhkan pada dirinya rasa ikhlas. Jelaskan padanya bahwa Allah akan membalas dan memberikan pahala bagi orang yg ikhlas. Allah mencintai orang yang ikhlas. Sampaikan padanya agar dia shalat hanya ikhlas Lillahi ta'ala.

Jangan sampai anak-anak kita melakukan shalat hanya karena "takut pada orang tua" atau hanya "ingin balasan dunia". Tapi, tanamkan pada dirinya ketakutan pada Allah, rasa ikhlas dan juga yakin bahwa hanya Allah yang akan membalasnya dengan sebaik-baiknya pahala. Sampaikan bahwa "ikhlas" adalah suatu amalan yang akan mengangkat derajat manusia di dunia maupun akhirat. Pastikan bahwa sebelum melakukan amalan, ikhlas dulu lillah taala.

Rasulullah ﷺ bersabda,

إنما الأعمال بالنيات وإنما لكل امرء ما نوى

“Sesungguhnya segala amalan itu tidak lain tergantung pada niat; dan sesungguhnya tiap-tiap orang tidak lain (akan memperoleh balasan dari) apa yang diniatkannya."

(HR. Bukhari)

Setelah menanamkan rasa:

1. Ikhlas

2. Muraqabatullah

3. Mulai kita memuji mereka tapi jangan berlebihan agar mereka tidak terlalu mengharap pujian setelah beramal.

Setelah mengajarkan keikhlasan, maka pujilah mereka, beri hadiah tapi tidak berlebihan. Agar mereka beramal bukan karena hadiah atau pujian. Misal dibawah umur 10th, sangat perlu pujian bagi mereka. Misal di depan kakek neneknya, atau saudaranya. Tapi, ingat bahwa pujiannya jangan terlalu berlebihan. singkat saja.

Misal "MaasyaaAllah tabaarakallah anakku ini sudah bisa takut sama Allah, selalu menjaga shalatnya..."

Kemudian jangan lupa berdoa untuk keteguhan hati dan keistiqamahan dalam beramal sholih karena ini juga hal terpenting. Ada di luar sana yang kadang shalat kadang tidak. Maka, keteguhan hati ini sangat penting terutama untuk shalat wajib 5 waktu.

Kemudian setelah anak terbiasa dan terlatih menjaga shalatnya, barulah memberi penghargaan berupa hadiah, misal seminggu sekali, dan sebagainya.

Misal anda memiliki 2 anak;

1 anak menjaga shalat, 1 anak tidak menjaga shalat. Pasti engkau akan lebih condong ke anakmu yang menjaga shalat. Lalu, dengan ini, engkau akan lebih mencintai yang salah satunya dan membenci yang satunya lagi (benci dan cinta karena Allah).

Nah disini, bisa disampaikan kepada yang tadi tidak menjaga shalatnya: "anakku, barangsiapa yang dekat dengan Allah (menjaga shalat) maka akan dekat juga dengan kita (keluargamu)" disini mulai mengajak mereka lagi untuk menjaga shalatnya.

Nasihatkan, "Allah mencintai orang yang menjaga shalat". Ingatkan terus bahwa neraka itu nyata bagi orang yang tidak shalat.

Nasihatkan juga bahwa "Allah sangat dekat dengan hambaNya yang bersujud".

Sampaikan bahwa shalat adalah bentuk pendekatan kepada Allah.

Misal seorang anak telat shalat. Kemudian dia minta sesuatu padamu.

Nah, berilah persyaratan; "aku akan memberikanmu, tapi jangan ulangi lagi kesalahanmu".

Dan yang penting, jangan sampai kita lalai dengan anak kita meski kita sedang jauh dari mereka. Oleh karena, bagi orang tua untuk selalu memantau anaknya, bahkan jika sedang tidak dirumah, bisa dengan cara kirim pesan atau telpon. Dan tanyakan "sudah shalat?"

Agar dia tau betapa pentingnya perkara shalat. Agar dia berpikir "wah shalat ini adalah perkara yang penting, sampai-sampai orang tuaku menghubungiku hanya menanyakan perkara ini".

Cinta Rasulullah kepada Sahabat Muadz di antaranya diakui oleh Muadz sendiri dalam hadits berikut:

  عَنْ مُعَاذِ بْنِ جَبَلٍ رضي الله عنه أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَخَذَ بِيَدِهِ وَقَالَ: يَا مُعَاذُ ! وَاللَّهِ إِنِّي لَأُحِبُّكَ، فَقَالَ : أُوصِيكَ يَا مُعَاذُ لَا تَدَعَنَّ فِي دُبُرِ كُلِّ صَلَاةٍ تَقُولُ : اللَّهُمَّ أَعِنِّي عَلَى ذِكْرِكَ وَشُكْرِكَ وَحُسْنِ عِبَادَتِكَ 

Artinya: "Dari Muadz bin Jabal radliyallahu anhu, sesungguhnya Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam mengambil tangannya, lalu bersabda, ’Hai Muadz, demi Allah, sesungguhnya aku mencintaimu.’

Setelah mengatakan demikian, Rasulullah bersabda kembali, ‘Aku berpesan kepadamu, wahai Muadz: Jangan sampai kamu meninggalkan setiap selesai melaksanakan shalat supaya membaca:

 اللَّهُمَّ أَعِنِّي عَلَى ذِكْرِكَ وَشُكْرِكَ وَحُسْنِ عِبَادَتِكَ

Allâhumma aínnî 'alâ dzikrika wa syukrika wa husni 'ibâdatik

Artinya: 'Ya Allah, semoga Engkau memberi pertolongan kepada kami untuk bisa selalu ingat (dzikir) kepada-Mu, syukur kepada-Mu, dan beribadah dengan baik kepada-Mu’."

(HR. Ahmad)

Jika dulu saja Rasulullah shallallahu alaihi wasallam takut para sahabat bosan dengan haditsnya, maka bagaimana dengan anak kita?

Maka, penting disini memakai banyak model atau banyak cara dalam menyampaikan nasihat. Misal, kasih kisah atau tanya jawab, soal, tentang bagaimana para sahabat semangat menjaga shalat saat peperangan?

Nah, setelah mereka mencari jawabannya, tanyakan "lalu apa faidahnya?"

Maka, bisa jadi mereka menjawab "ini tanda pentingnya shalat".

Jelaskan juga bahwa sholat tidak gugur kewajiban meski dalam keadaan perang. Kita bisa menggunakan cara bertanya, "Siapa yang tau bagaimana cara sholat ketika perang?" Biarkan mereka mencari sendiri jawaban nya. Bahwa jika perkara shalat itu tidak gugur bagi orang yang berperang di Medan perang, bagaimana kita bisa meninggalkan nya?

Hal ini agar mereka bisa paham sendiri tentang betapa pentingnya perkara shalat ini.

Imam Bukhari telah meriwayatkan, no. 553, dari Buraiah bin Hushaib Al-Aslamy radhiallahu anhu, dia berkata, Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda,

مَنْ تَرَكَ صَلَاةَ الْعَصْرِ ، فَقَدْ حَبِطَ عَمَلُه

"Siapa yang meninggalkan shalat Ashar, maka amalnya akan gugur."

Sedangkan Imam Ahmad meriwayatkan dalam musnadnya, no. 26946, dari Abu Darda radhiallahu anhu, dia berkata, Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda,

مَنْ تَرَكَ صَلَاةَ الْعَصْرِ مُتَعَمِّدًا ، حَتَّى تَفُوتَهُ ، فَقَدْ أُحْبِطَ عَمَلُهُ (وصححه الشيخ الألباني رحمه الله في "صحيح الترغيب والترهيب)

"Siapa yang meninggalkan shalat Ashar dengan sengaja hingga habis waktunya, maka amalnya akan gugur." (Dinyatakan shahih oleh Al-Albany rahimahullah dalam Shahih Targhib dan Tarhib)

🌷🌷🌷

Lalu, gunakanlah sesekali metode yang dapat mencegah. Hal ini terbagi dua:

1.Melalui kasih sayang, seperti mencium dan memberikan perhatian.

2.Melalui materi, seperti memberikan hadiah atau mengajak pergi bersamamu.

Memberikan pujian yang seimbang di hadapan kerabat, seperti kakek, paman baik dari pihak ibu maupun ayah, serta yang seusia dengannya. Semua itu dapat mendorongnya untuk shalat dan beramal saleh.

Hendaknya orang tua meskipun lemah dalam memperhatikan anak-anaknya tetap memiliki kewibawaan ketika menyuruh anak-anaknya shalat, demikian pula menampakkan wajah berbeda sebagai bentuk marah karena Allah jika melihat anak-anaknya meremehkan shalat.

Bawakanlah video belajar yang menarik tentang wudhu dan shalat. Pastinya, sebelum mengajarkan wudhu pada anak, maka para orang tua harus bisa terlebih dahulu. Maka, belajar sebelum mengajar.

Jika kita mengirimkan pesan atau lewat telepon, gunakan kalimat-kalimat baik. Katakan di awal, "Wallaahi, uhibbuk." 

Kalau perlu diulang tiga kali. Lalu nasehatkan "Jangan tinggalkan sholat." Insyaa Allah kalimat ini akan tersimpan dengan kuat dalam hati mereka.

Sayangnya, sebagian kita menggunakan kata-kata yang kurang baik.

Semoga Allah memudahkan kita dalam Istiqomah menjaga shalat.

Dan yang terpenting adalah bagaimana kita memberikan contoh kepada mereka. Qudwah yang baik. Wudhu yang baik, sholat yang benar, qiraah yang shohih. Jangan sampai kita mencontohkan sholat yang tidak sempurna rukunnya, tidak tuma'ninah. Misalnya duduk diantara dua sujud. Jangan ditinggalkan!

Dari Ibnu ‘Umar –radhiyallahu ‘anhuma-, beliau berkata, “Saya mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

لاَ تُقْبَلُ صَلاَةٌ بِغَيْرِ طُهُورٍ وَلاَ صَدَقَةٌ مِنْ غُلُولٍ

“Tidak ada shalat kecuali dengan thoharoh. Tidak ada sedekah dari hasil pengkhianatan.”

An Nawawi –rahimahullah- mengatakan, “Hadits ini adalah nash mengenai wajibnya thoharoh untuk shalat. Kaum muslimin telah bersepakat bahwa thoharoh merupakan syarat sah shalat.” 

Abu Hurairah mengatakan bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

لاَ تُقْبَلُ صَلاَةُ أَحَدِكُمْ إِذَا أَحْدَثَ حَتَّى يَتَوَضَّأَ

“Shalat salah seorang di antara kalian tidak akan diterima -ketika masih berhadats- sampai dia berwudhu.“

Mengenai tata cara berwudhu diterangkan dalam hadits berikut:

حُمْرَانَ مَوْلَى عُثْمَانَ أَخْبَرَهُ أَنَّ عُثْمَانَ بْنَ عَفَّانَ – رضى الله عنه – دَعَا بِوَضُوءٍ فَتَوَضَّأَ فَغَسَلَ كَفَّيْهِ ثَلاَثَ مَرَّاتٍ ثُمَّ مَضْمَضَ وَاسْتَنْثَرَ ثُمَّ غَسَلَ وَجْهَهُ ثَلاَثَ مَرَّاتٍ ثُمَّ غَسَلَ يَدَهُ الْيُمْنَى إِلَى الْمِرْفَقِ ثَلاَثَ مَرَّاتٍ ثُمَّ غَسَلَ يَدَهُ الْيُسْرَى مِثْلَ ذَلِكَ ثُمَّ مَسَحَ رَأْسَهُ ثُمَّ غَسَلَ رِجْلَهُ الْيُمْنَى إِلَى الْكَعْبَيْنِ ثَلاَثَ مَرَّاتٍ ثُمَّ غَسَلَ الْيُسْرَى مِثْلَ ذَلِكَ ثُمَّ قَالَ رَأَيْتُ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- تَوَضَّأَ نَحْوَ وُضُوئِى هَذَا ثُمَّ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- « مَنْ تَوَضَّأَ نَحْوَ وُضُوئِى هَذَا ثُمَّ قَامَ فَرَكَعَ رَكْعَتَيْنِ لاَ يُحَدِّثُ فِيهِمَا نَفْسَهُ غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ ». قَالَ ابْنُ شِهَابٍ وَكَانَ عُلَمَاؤُنَا يَقُولُونَ هَذَا الْوُضُوءُ أَسْبَغُ مَا يَتَوَضَّأُ بِهِ أَحَدٌ لِلصَّلاَةِ.

Humran pembantu Utsman menceritakan bahwa Utsman bin Affan radhiallahu ‘anhu pernah meminta air untuk wudhu kemudian dia ingin berwudhu. Beliau membasuh kedua telapak tangannya 3 kali, kemudian berkumur-kumur diiringi memasukkan air ke hidung, kemudian membasuh mukanya 3 kali, kemudian membasuh tangan kanan sampai ke siku tiga kali, kemudian mencuci tangan yang kiri seperti itu juga, kemudian mengusap kepala, kemudian membasuh kaki kanan sampai mata kaki tiga kali, kemudian kaki yang kiri seperti itu juga. Kemudian Utsman berkata, “Aku melihat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah berwudhu seperti wudhuku ini, kemudian beliau bersabda, “Barangsiapa berwudhu seperti wudhuku ini kemudian dia shalat dua rakaat dengan khusyuk (tidak memikirkan urusan dunia dan yang tidak punya kaitan dengan shalat[5]), maka Allah akan mengampuni dosa-dosanya yang telah lalu”.

Ibnu Syihab berkata, “Ulama kita mengatakan bahwa wudhu seperti ini adalah contoh wudhu yang paling sempurna yang dilakukan seorang hamba untuk shalat”.

Nah, selain tentang wudhu, juga pelajari tentang tata cara shalat yang benar. Jangan sampai ada yang salah dan tertinggal yang bisa menyebabkan shalat kita tidak sah.

Dulu Rasulullah shallallahu alaihi wasallam ketika melihat seseorang shalat tidak tuma'ninah, alias sangat cepat, beliau bersabda "shalatlah lagi karena tadi anda belum shalat", karena dia meninggalkan tuma'ninah. Dan bahkan meninggalkan kesempurnaan sujud, ruku', duduk di antara 2 sujud, dll.

Maka, bagaimana bisa diterima shalatnya?

Perhatikan cara ruku' dan sujud yang benar. Juga jangan tinggalkan rukun tuma'ninah, karena ia termasuk rukun sholat yang jika ditinggalkan maka sholat tidak sah.

Silakan searching "bagaimana cara shalat yang benar?"

"bagaimana cara sujud, ruku' yang benar?"

"bagaimana cara takbir, berdiri yang benar saat shalat?"

Cari dan belajar terlebih dulu, sebelum mengajarkan pada anak kita. Agar kita tidak salah dalam menyampaikan dan mengajarkan padanya. Boleh juga mengadakan perlombaan antara anak-anakmu dengan anak-anak tetanggamu dalam menjaga shalat di masjid, dan siapkanlah hadiah yang bagus.Berikanlah permintaan anak-anakmu yang masih bisa dimaklumi dengan syarat mereka mau mengerjakan shalat pada waktunya, dan jangan terus-menerus.

Tapi, yang terpenting, tetap pantau mereka.. dan tetap tanamkan rasa ikhlas Lillahi ta'ala. Dan yang penting, jangan sampai kita lalai dg anak kita meski kita sedang jauh dari mereka.

Semoga Allah memudahkan kita dalam Istiqomah menjaga shalat.

Wallahu a'lam

Direkap secara makna dengan sedikit tambahan dan perubahan


🌿🌷🌿🌷🌿🌷🌿🌷🌿🌷🌿


🕰️ Ahad, 14 Februari 2021 (2 Rajab, 1442 H) 

📝 Mutarjimah: Al-Ukht Divya Carella, Umi Hardianti, Putri Ghaniyya, Hanifah Nadia, Asma' Afif dan Wellin Zarlin.

Post a Comment

0 Comments