KIAT MENGASUH BUAH HATI AGAR MUDAH SHALAT #1


- بسم الله الرحمن الرحيم -

🌸 HALAQOH STUDI ISLAM 🌸

Teacher: Ustadzah 'Aafiyah حفظهاالله

🌿🌷🌿🌷🌿🌷🌿🌷🌿🌷🌿


Bismillahirrahmanirrahim...

InsyaAllah pembahasan hari ini adalah bagaimana kita membiasakan anak-anak untuk sholat.

Kita tahu bagaimana pentingnya perkara sholat ini. Sholat adalah tiang agama. Shalat adalah rukun kedua dalam Islam. Sayangnya, masih banyak orang yang melalaikan dan kurang memberikan perhatian terhadap pentingnya shalat.

Alhamdulillah sekarang kita kembali ke masjid setelah wabah covid ini.

Perkataan Umar bin Khattab, bahwa beliau radhiyallaahu 'anhu mendengar bahwa salah seorang laki-laki tidak sholat subuh berjama'ah di masjid, karena sakit kemudian beliau pergi ke rumah laki-laki tersebut, dan mengetuk pintunya.

"Siapa di luar?" kata laki-laki tersebut.

Umar menjawab, "Umar."

Maka pintu dibuka dan Umar mengatakan "Kau mendengar Umar memanggilmu tapi kau tidak mendengar panggilan Hayya 'alas sholaat, hayya 'alal falaah?!"

Meninggalkan shalat adalah dosa besar dimana orang yang tidur nyenyak dan meninggalkan shalat fajr lalu mereka bahkan tidak merasa menyesal.

Sebelum krisis COVID-19, jalanan penuh dengan orang, seolah-olah orang biasa keluar hanya untuk bekerja dan bukan untuk shalat.

Dan lebih buruknya lagi, orang-orang biasa saja dengan orang yang tidak shalat dan biasa saja terhadap mereka tanpa memberi meraka nasihat.

Saya pernah mendengarkan tentang sebuah kegiatan yang menanyakan tentang rukum islam yang kedua ini, dan sayangnya hampir tidak ada yang bisa memberikan jawaban yang benar tentang hal ini.

Maka, tarbiyah anak-anak adalah perkara 'azhim terutama sholat. Bagaimana menghadirkan kecintaan mereka untuk sholat, bukan karena adanya perintah orangtua mereka.

Kita harus membiasakan anak-anak kita mengerjakan shalat sejak kecil dan menyemangati mereka agar melaksanakan shalat semata-mata untuk Allah Ta’ala dan bukan karena takut kepada kita namun untuk mencari keridhoan Allah semata.

Kita harus membesarkan anak-anak kita dengan benar, dunia ini penuh dengan fitnah. Anda harus ikhlas dalam membiasakan anak-anak untuk shalat dan keinginan kita agar mereka shalat adalah semata-mata karena Allah semata dan untuk kehidupan akhirat.

Saat mendidik anak kita shalat jangan berpegang pada kemampuan diri sendiri, tapi menyerahkan kepada Allah, memohon kepada Allah sebagai pemilik hidayah untuk memberikan hidayah kepada anak kita untuk mampu mendirikan shalat.

Jadi, yang terpenting dalam mendidik anak kita shalat adalah niat dan menyerahkan segala urusan kepada Allah.

🌷🌷🌷

Tips mendidik anak agar mudah shalat: 

1. Ketika kita mentarbiyah anak-anak untuk sholat, maka ikhlaskan niat untuk Allah, tidak ada yang bisa memberikan hidayah kecuali Allah, dan sadar bahwa kita tidak punya kekuatan apapun agar anak bisa sholat.

Keikhlasan ini yang membuat kita kokoh seperti gunung dan tidak ikut dengan fluktuasinya keadaan anak-anak kita. Kita memohon kepada Allah agar dapat membesarkan anak-anak kita dengan benar

Dan kita sampaikan kepada anak-anak kita bahwa malaikat maut bisa datang setiap saat.

2. Bekerja sama dengan tetangga juga keluarga agar mereka bisa membantu kita membiasakan anak-anak untuk sholat.

Kalau tidak, maka anak-anak akan bertanya "kenapa ummi abi menyuruhku sholat sedangkan anak tetangga tidak? sedangkan nenek, om, guru, dll tidak sholat?"

Lingkungan sangat berpengaruh terhadap anak-anak dan kita perlu memberikan perhatian dengan lingkungan ini.

Bekerjasamalah dengan tetangga, ajak anak-anak mereka ke masjid bersamamu.

Ikrarkan anak-anak mereka untuk shalat di masjid ketika ayah mereka tidak ada dan minta mereka juga melakukan hal yang sama ketika anda tidak ada, atau ketika melihat mereka bermain di jalan pada waktu shalat.

Kita semua harus bekerja sama untuk membesarkan anak-anak kita dengan baik.

Keluarga, guru, imam masjid, tetangga, dll kita saling bekerja sama.

3. Doa adalah hal yang penting. Kita tanpa pertolongan Allah akan sulit mendidik anak-anak kita. Maka, kita harus selalu memohon kepada Allah.

Karena ada beberapa anak yang shalat bukan karena Allah, namun karena takut dengan orang tuanya. Maka, inilah didikan yang salah. Dia takut pada orangtuanya, bukan pada Allah.

Ada kesalahan dalam mendidik anak ketika sholat, yaitu orang tua mentarbiyah anaknya untuk semangat menegakkan sholat. Namun, orang tua membuat sang anak ini melakukan sholat sekedar karena takut orang tuanya marah jika sang anak tak sholat. Sehingga anak sholat hanya karena orang tua bukan karena Allah.

4. Pahamkan makna ayat

أَلَمۡ يَعۡلَم بِأَنَّ ٱللَّهَ يَرَىٰ

"Tidakkah dia mengetahui bahwa sesungguhnya Allah melihat (segala perbuatannya)?"

-Surat Al-'Alaq, Ayat 14

Bahwa Allah melihat apa yang anak-anak kita lakukan. Tumbuhkan rasa cinta kepada Allah, bukan karena orang tua.

Saat anak-anak memahami bahwa Allah melihat segala hal dari diri kita, gerak hati kita, anak kita akan mendirikan shalat walaupun tidak ada kedua orang tua.

Sebagian anak juga melakukan shalat karena takut kepada orang tua, sehingga ketika orang tua tidak ada mereka tidak shalat.

Orang tua lupa mengenalkan bukankah Allah Maha Melihat?

Orang tua lalai dalam menanamkan muroqobatullah (merasa diawasi Allah) dalam diri sang anak.

Ketika kita sudah menanamkan dalam diri anak bahwa Allah selalu mengawasi kita, maka sang anak akan terus mengerjakan sholat sekalipun tidak ada orang tuanya

Sebagian orang tua mendidik anak, bahwa ia selalu diawasi orang tuanya. Tapi, ia tidak menanamkan, bahwa dirinya di awasi Allah.

Sehingga tidaklah sang anak sholat kecuali hanya jika sang org tua hadir di dekatnya.

Maka, didiklah anak kita agar senantiasa terikat kepada Allah.

Jadi, ketika kita benar-benar memahamkan anak kita أَلَمۡ يَعۡلَم بِأَنَّ ٱللَّهَ يَرَىٰ

Anak kita akan mendirikan shalat dengan penuh cinta, muroqabah kepada Allah.

Sebab sebagian pemuda ketika orang tuanya tidak ada mereka meninggalkan sholat, mereka mencukur jenggot mereka. Karena orang tua mendidik agama bukan karena kewajiban kepada Allah tapi karena harus menuruti keinginan mereka.

🌷🌷🌷

5. Penting bagi kita untuk ikhlas pada Allah dulu, dan yakin bahwa kita akan dipertanyakan tentang tanggung jawaban ini.

Kita harus sabar dalam jalan mendidik anak ini. Setiap dari kita adalah pemimpin dan kita akan ditanya akan apa yang telah kita pimpin, sadari bahwa kita akan dihisab atas tanggung jawab kita masing.

وَأۡمُرۡ أَهۡلَكَ بِٱلصَّلَوٰةِ وَٱصۡطَبِرۡ عَلَيۡهَاۖ لَا نَسۡـَٔلُكَ رِزۡقٗاۖ نَّحۡنُ نَرۡزُقُكَۗ وَٱلۡعَٰقِبَةُ لِلتَّقۡوَىٰ

"Dan perintahkanlah keluargamu melaksanakan shalat dan sabar dalam mengerjakannya. Kami tidak meminta rezeki kepadamu, Kamilah yang memberi rezeki kepadamu. Dan akibat (yang baik di akhirat) adalah bagi orang yang bertakwa."

-Surat Tha-Ha, Ayat 132

Sebagian orang tua mendidik anak hanya agar manusia memuji, “Masyallah anak si fulan sholih.” dll, ini kekeliruan. Hendaknya luruskan niat, kita mendidik anak karena Allah yang perintahkan.

Sebab ada orang dewasa meninggalkan shalat ketika mereka meninggalkan rumah orang tua mereka. Ini adalah karena pendidikan yang tidak tepat, kita harus mendidik mereka bahwa ini adalah karena Allah semata bukan karena yang lain.

Kita sering berkata jangan lakukan satu hal pada anak kita karena nanti tidak enak pada orang lain. Tinggalkan hal yang demikian, jangan mengharap pandangan orang lain.

Karena wajib kita mendidik anak kita untuk sholat sampai mereka mencintai Allah, sampai mereka menjalankan kewajiban yang Allah wajibkan. Janganangan sampai kita mendidik anak sholat hanya agar sekedar mereka sukses dalam perkara dunia. Sehingga bisa jadi nanti anak kita bilang , “Aku sudah sholat kenapa gagal dalam ujian?” sedangkan temanku yang tidak sholat mereka berhasil.

وَمِنَ ٱلنَّاسِ مَن يَعۡبُدُ ٱللَّهَ عَلَىٰ حَرۡفٖۖ فَإِنۡ أَصَابَهُۥ خَيۡرٌ ٱطۡمَأَنَّ بِهِۦۖ وَإِنۡ أَصَابَتۡهُ فِتۡنَةٌ ٱنقَلَبَ عَلَىٰ وَجۡهِهِۦ خَسِرَ ٱلدُّنۡيَا وَٱلۡأٓخِرَةَۚ ذَٰلِكَ هُوَ ٱلۡخُسۡرَانُ ٱلۡمُبِينُ

"Dan di antara manusia ada yang menyembah Allah hanya di tepi; maka jika dia memperoleh kebajikan, dia merasa puas, dan jika dia ditimpa suatu cobaan, dia berbalik ke belakang. Dia rugi di dunia dan di akhirat. Itulah kerugian yang nyata."

-Surat Al-Hajj, Ayat 11

Jangan pernah mendidik anak-anak kita hanya agar dibanggakan orang-orang di lingkungannya, tapi lakukan ini karena Allah semata. Jangan ajarkan anak melakukan satu hal karena tidak enak dipandang orang, tapi ajarkan karena Allah.

Dan wajib bagi kita membuat anak-anak kita terikat dengan Allah. Sebab dulu, orang musyrik masuk Islam hanya karena tujuan dunia. Maka, ketika istrinya melahirkan anak laki-laki, mereka bangga tapi jika yang lahir wanita, maka mereka kafir dan meninggalkan Islam.

Maka, disini kita penting untuk mengajarkan shalat hanya karena Allah. Ibadah hanya karena Allah. Jangan mengajarkan anak-anak kita shalat hanya agar sukses dalam ujian atau dalam kehidupan. Karena jika mereka gagal ujian mereka akan menghubungkannya dengan shalat. Kenapa sudah sholat tapi gagal?

Maka, ajarkan sholat yang membuat mereka terikat dengan Allah dan membuat mereka senantiasa merasa diawasi Allah

Kita berusaha menumbuhkan agar mereka cinta kepada Allah, bukan beramal karena riya’ dan semisalnya. Ajarkan agar anak kita bisa beribadah hanya untuk Allah semata sehingga anak kita bisa mengerjakan sholat sekalipun diri kita tak hadir di tengah-tengah mereka.

6. Jangan tampakkan rasa putus asa mendidik anak-anak untuk sholat di depan anak.

Jangan tampakkan rasa putus asa dalam mengarahkan anakmu di depannya, karena yang demikian dapat membuatnya tetap sulit diatur, sebagaimana berputus asa dari rahmat Allah merupakan bersangka buruk kepada-Nya yang dapat menafikan kesempurnaan Tauhid. 

Ibnul Qayyim rahimahullah berkata: “Barang siapa yang berputus asa dari rahmat Allah, maka sesungguhnya dia telah bersangka buruk kepada-Nya.”

Kita harus memotivasi anak kita, jangan sampai kita mengatakan perkataan yang tidak baik, misal “perbuatanmu ini seperti ahlu neraka.” secara tidak langsung ini membuat mereka merasa berputus asa dari rahmat Allah.

Oleh karenanya, jangan berputus asa dalam mentarbiyah anak kita, teruslah berusaha dengan banyak berdoa. Karena hati itu berada di antara jari jemari Allah. Bisa saja Allah menshalihkan anak kita maka teruslah husnudzon kepada Allah dan teruslah optimis bahwa insyaallah kita bisa mendidik mereka.

Rasulullah ﷺ pun dikatakan oleh Anas bin Malik :  

كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُكْثِرُ أَنْ يَقُولَ : " يَا مُقَلِّبَ الْقُلُوبِ، ثَبِّتْ قَلْبِي عَلَى دِينِكَ " 

Sesungguhnya Rasulullah ﷺ seringkali memanjatkan doa : 

 يَا مُقَلِّبَ الْقُلُوبِ، ثَبِّتْ قَلْبِي عَلَى دِينِكَ 

Yaa muqollibal quluub, tsabbit qolbii 'alaa diinik  "Wahai Dzat yang membolak-balik hati, kokohkan lah hati hamba di atas agama-Mu."

Jangan pula sampai kita mengatakan, “Sudahlah sepertinya dia tidak akan bisa sholat.” ini keliru, teruslah untuk husnudzon. karena Allah sesuai prasangka hambaNya.

Allah berkata demikian. Jika kamu berprasangka baik maka baiklah anak-anak kita, jika berprasangka buruk maka buruk pula yang akan kita dapat.

Maka, berprasangka baiklah, bahwa anak kita akan sholat, entah besok atau kapanpun, yang pasti jangan pernah putus asa dalam mendidik anak kita agar mereka menjadi anak yang shalih. Tapi, kita memohon kepada Allah agar Allah memperbaiki keadaan kita.

🌷🌷🌷

7. Memberikan pengajaran atau nasihat kepada masing-masing anggota keluarga yang dilakukan oleh salah satu dari orang tua, atau oleh anak yang tertua baik laki-laki maupun wanita.

Memberikan nasihat sekali dalam sepekan dalam waktu setengah jam namun rutin, karena sedikit yang rutin lebih baik daripada banyak namun terputus. Pengajaran seperti ini akan engkau nikmati hasilnya yang memuaskan dalam diri anak-anakmu dengan izin Allah.

Beri jarak dalam memberi nasehat, jangan terus-terusan, agar mereka tidak bosan dari nasehat.

Ibnu Mas'ud berkata; bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wasallam memilah milah hari yang tepat bagi kami untuk memberikan nasehat, karena khawatir rasa bosan akan menghinggapi kami.

Dan hindari memberikan nasihat yang panjang yang bisa menyebabkan anak-anak bosan.

Tapi, ketika kita melihat hati mereka sedang terbuka dan sedang siap untuk mendengarkan nasehat, maka mulailah menasehati mereka. Mungkin bisa dengan cara memberikan mereka kisah semisal kisah sahabat dan semisalnya.

Tanamkan dalam diri anak kita bahwa shalat adalah hal yang terpenting dari segala pekerjaan lain.

ٱتۡلُ مَآ أُوحِيَ إِلَيۡكَ مِنَ ٱلۡكِتَٰبِ وَأَقِمِ ٱلصَّلَوٰةَۖ إِنَّ ٱلصَّلَوٰةَ تَنۡهَىٰ عَنِ ٱلۡفَحۡشَآءِ وَٱلۡمُنكَرِۗ وَلَذِكۡرُ ٱللَّهِ أَكۡبَرُۗ وَٱللَّهُ يَعۡلَمُ مَا تَصۡنَعُونَ

"Bacalah Kitab (Al-Qur'an) yang telah diwahyukan kepadamu (Muhammad) dan laksanakanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan) keji dan mungkar. Dan (ketahuilah) mengingat Allah (shalat) itu lebih besar (keutamaannya dari ibadah yang lain). Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan."

-Surat Al-Ankabut, Ayat 45

Lalu, perlihatkan kepada anak kita saat datang shalat kita bersegera lebih dahulu mendirikan shalat, sehingga anak kita melihat bahwa kita lebih mengutamakan shalat dari pada urusan dapur atau urusan yang lain.

Hal yang salah adalah kita menyuruh anak kita shalat bersegera tetapi kita tidak bersegera. Harusnya kita memahamkan anak-anak kita bahwa melakukan shalat tepat waktu adalah lebih penting daripada pekerjaan-pekerjaan rumah.

Dan ajarkan anak kita untuk shalat tepat waktu, dengan tenang, tidak tergesa-gesa.

8. Ketika ayah atau ibu tidak di rumah, maka harus tetap memperhatikan sholat anak-anak baik lewat telpon, chat, dll

Wahai ayah atau ibu.. 

Yang tidak ada di rumah (sedang bekerja, sedang pergi, sakit di rumah sakit, atau karena terjadi perceraian), teruslah memantau anak-anakmu.

Alhamdulillah sekarang sudah sangat mudah. Bisa memantau dengan telepon, meski dari jauh agar engkau bisa mengingatkan kepada mereka tentang perkara-perkara yang urgent (penting).

Misal perkara sholat; sudah sholat belum?

Meski engkau sibuk, janganlah kalian meninggalkan anak kalian. Tapi pantaulah terus dari jauh sebisa mungkin.

9. Jangan sampai kita memotivasi anak untuk sholat dengan cerita-cerita dusta.

Hindari kisah-kisah dusta dan palsu untuk menakut-nakuti mereka. Misalkan kita mendapatkan berita yang tersebar di WA tentang dosa-dosa orang yang meninggalkan shalat yang tidak ada dalilnya. 

Mungkin niatnya baik, tapi berikan informasi yang benar yang sesuai dengan apa yang disampaikan oleh Allah dan RasulNya.

Motivasi anak kita dalam menjaga sholat dengan dalil yang shalih, dari al Qur'an dan sunnah. Karena alquran dan sunnah ini lebih mempengaruhi hati manusia.

Dan agar mereka bisa benar-benar menjadi anak shalih. 

Tanamkan kepentingan sholat dalam diri anak kita, ketika ia sudah paham pentingnya sholat. Maka, insyaallah mereka akan lebih memperhatikan sholat-sholatnya.

Dan perintahlah anak-anakmu untuk shalat dengan serius, dan jangan biarkan mereka shalat kadang-kadang, bahkah tekan mereka untuk melakukannya.

Dahulukanlah urusan akhirat daripada urusan dunia dalam segala situasi dan kondisi agar anakmu terbiasa tidak berlomba-lomba kepada keduanya. 

Melaksanakan shalat pada waktunya adalah lebih penting daripada mengerjakan pekerjaan sekolah. 

Mendapatkan rakaat pertama lebih penting daripada mendapatkan permainan sepak bola, dan memperhatikan waktu-waktu shalat lebih penting daripada memperhatikan kawan, berbicara di telepon, atau menonton siaran televisi.

Dan jadilah teladan bagi anakmu, jika kita menampakkan bahwa kita melalaikan sholat, maka anak kita pun juga akan meremehkan dan bermudah-mudahan dalam mengakhirkan sholat. Maka, lakukan shalat awal waktu agar bisa diteladani oleh anak kalian. Jangan kerjakan sholat di akhir waktu setelah kalian mengerjakan pekerjaan misalnya.

Karena beberapa orang tua ketika waktu shalat ada yang tetap menonton tv dan menunda shalat mereka. Dan sebagian orang tua mendahulukan urusan dunianya daripada sholat, dari sinilah anak kita akan mulai ikut bermudah-mudahan dalam mengakhirkan sholat.

Harusnya ketika kita mendengar adzan maka kita menghentikan semua kegiatan dan mendirikan shalat tepat waktu. 

Percayalah bahwa teladan dengan perbuatan itu lebih memberi efek pada anak daripada hanya perkataan.

Maka, dahulukan sholat dibanding seluruh pekerjaan kita, karena demi Allah teladan dari orang ini lebih mudah berpengaruh pada diri anak dibanding sekedar berbicara.

Ustadzah mengingatkan lagi bahwa kita masih ada sekitar 80an cara mendidik anak dalam menjaga sholat. Maka, teruslah bersemnagat dalam menghadiri kajian tiap hari ahad ini. Sehingga kita bisa mempratekkannya dan mendidik anak kita dengan baik

Wallahua’lam bisshowab


🌿🌷🌿🌷🌿🌷🌿🌷🌿🌷🌿


🕰️ Ahad, 24 Januari 2021 (11 Jumadil Akhir, 1442 H) 
📝 Mutarjimah: Al-Ukht Umi Hardianti, Ani Chaerani Mantoro, أم حوراء , أم خنساء , Putri Ghaniyya Aisyah  dan Divya Carella 

Post a Comment

0 Comments