TADABBUR JUZ ‘AMMA SURAH 'ABASA


 - بسم الله الرحمن الرحيم -

🌸 KELAS TADABBUR JUZ ‘AMMA 🌸

Teacher: ustadha Maha حفظهاالله

🌿🌷🌿🌷🌿🌷🌿🌷🌿🌷🌿


♥️Ustadzah membuka dengan doa dan pujian kepada Allah ﷻ dan Rasulullah ﷺ.

Hari ini kita akan membahas surat ‘Abasa, Surat ini adalah surat makiyyah yang diturunkan di Mekah sebelum hijrah. Nama lain dari surat ini adalah surat As-Safarah, surat Ash-Shakhah, dan juga Al A’ma (seorang lelaki buta yg datang menemui Nabi ﷺ yang bernama Abdullah bin Ummi Maktum). Merupakan surat ke 80 yang artinya bermuka masam, terdiri dari 42 ayat.

💕 Allah ﷻ berfirman:

1. عَبَسَ وَتَوَلَّى

“Dia (Muhammad) berwajah masam dan berpaling”

💕 Dan Allah ﷻ berfirman pada ayat selanjutnya:

2. أَنْ جَاءَهُ الْأَعْمَى

“Karena seorang buta telah datang (kepadanya)”

Surat ini diawali dengan teguran dari Allah Subhanallahu Wata’ala kepada Nabi ﷺ.

Dia (Muhammad) bermuka masam dan berpaling" Ini tertuju kepada Rasulullah ﷺ. Makna عَبَسَ : tampak masam pada wajahnya, menolak sesuatu dengan raut wajah, sedangkan makna تَوَلَّى maknanya: Berpaling (badannya.

🍃Sebab turunnya ayat ini adalah kisah tentang Abdullah bin Ummi Maktum radhiallahu ‘anhu, seorang sahabat yang buta ketika datang menemui Nabi ﷺ. Pada saat itu Nabi ﷺ sedang berdakwah kepada orang-orang kafir dan para pembesar Quraisy. Nabi ﷺ selalu semangat agar para pembesar Quraisy ini masuk Islam.

🍃Abdullah bin Ummi Maktum ini datang dan memotong pembicaraan Nabi ﷺ dan berkata, “Ya Rasulullah, berikanlah petunjuk kepadaku. Dan ”Rasulullah ﷺ menampakkan wajah masamnya  dengan kedatangan Abdullah bin Ummi maktum pada kesempatan itu, dan Rasulullah ﷺ pun berpaling darinya dan kembali meneruskan perbincangannya dengan para pemuka quraisy tadi . Dan Allah ﷻ menegur Rasul-Nya ﷺ atas sikapnya yang bemuka masam dan berpaling dari Abdullah bin Ummi maktum.

Kemudian Allah ﷻ berfirman:

3. وَمَا يُدْرِيكَ لَعَلَّهُ يَزَّكَّى

“Dan tahukah engkau (Muhammad) barangkali dia (yakni orang buta itu)  ingin menyucikan dirinya (dari dosa)”.

🍃وَمَا يُدْرِيكَ “Tahukah kamu” maknanya: Apakah yang meragukanmu tentang orang buta ini yang ingin mensucikan dirinya dan memperkuat imannya, mungkin dia Ibnu Ummi Maktum يَزَّكَّى maknanya: ia hendak membersihkan diri dari dosa-dosa dan dari akhlak-akhlak yang tercela lalu menjadikannya akhlak-akhlak yang indah. Jika ini yang diharapkan orang itu maka ia lebih pantas untuk dilirik.

💕 Allah ﷻ berfirman:

4. أَوْ يَذَّكَّرُ فَتَنْفَعَهُ الذِّكْرَى

“atau dia (ingin) mendapatkan pengajaran, yang memberi manfaat kepadanya”

Tahukah kamu barangkali ia ingin mendapatkan pengajaran. Maksudnya: meminta nasehat sehingga nasehat itu bermanfaat baginya, Sungguh Ibnu Ummi Maktum radhiallahu‘anhu lebih besar harapannya untuk menerima nasehat dan mau belajar.

🍃Dalam tafsir Syaikh as-Sa'di : Atau mungkin dia datang untuk mendapatkan nasehat darimu wahai Rasul dan nasehat itu pastinya bermanfaat bagi dirinya, dia datang kepadamu hanya untuk itu , dan sikap Rasulullah ﷺ kepada laki-laki itu mendapatkan teguran dari Allah ﷻ , oleh karenanya Allah berkata : { وَمَا يُدْرِيكَ لَعَلَّهُ يَزَّكَّىٰ , أَوْ يَذَّكَّرُ فَتَنْفَعَهُ الذِّكْرَىٰ }

Yakni menginginkan apa yang bermanfaat baginya kemudian dia akan beramal dengan ilmu yang diajarkan tersebut. Maka janganlah kamu meninggalkan orang-orang yang sangat menginginkan ilmu, dan memintanya kepadamu. Dahulukanlah orang yang memintanya daripada orang yang tidak memintanya.

💕 Allah ﷻ berfirman:

5. أَمَّا مَنِ اسْتَغْنَى

“Adapun orang yang merasa dirinya serba cukup (pembesar-pembesar Quraisy)”

Sedangkan orang-orang yang merasa diri serba cukup dan tidak membutuhkan petunjuk dari Allah ﷻ, dan merasa bahwa dia tidak memerlukan ilmu, dan semua itu adalah sifat orang-orang kafir.

💕 Allah ﷻ berfirman:

6. فَأَنْتَ لَهُ تَصَدَّى

“Malah engkau (Muhammad) memberi perhatian kepadanya”

Kamu justru lebih mementingkannya (orang-orang kafir) yang mereka tidak senang, dan tidak ingin menerima kebenaran ketimbang melayani laki-laki buta itu yang bertujuan untuk menerima kebenaran yang kamu sampaikan wahai Muhammad.

💕 Kemudian Allah ﷻ berfirman:

7. وَمَا عَلَيْكَ أَلَّا يَزَّكَّى

“Padahal tidak ada (cela) atasmu kalau dia tidak mensucikan diri (beriman)”

🍃Bukanlah menjadi urusanmu wahai Muhammad jikalau dia tidak menerima hidayah itu, kamu hanya bertanggung jawab untuk menyampaikan kebenaran itu, dan urusan apakah dia menerimanya atau tidak itu adalah urusan Allah dan hanya Dialah yang tau siapa yang berhak atas hidayah itu dan siapa yang tidak berhak atasnya .

Nabi ﷺ mengetahui bagaimana kesungguhan Abdullah bin Ummi maktum dalam mencari kebaikan, akan tetapi beliau ﷺ melihat bahwa sambutannya kepada pemuka quraisy itu lebih utama dari pelayanannya kepada Abdullah bin Ummi maktum, dengan harapan mereka dapat menerima dan masuk kedalam islam.

🍃Faidah umum yang terdapat pada ayat ini bahwa kita wajib untuk menerima orang yang sangat menginginkan ilmu, meminta hidayah, adapun orang yang sombong dari ilmu, maka tidak sepantasnya kita menghiraukan mereka.

Pada surat Al-Kahfi ayat ke- 6, Allah ﷻberfirman :

فَلَعَلَّكَ بَٰخِعٌ نَّفْسَكَ عَلَىٰٓ ءَاثَٰرِهِمْ إِن لَّمْ يُؤْمِنُوا۟ بِهَٰذَا ٱلْحَدِيثِ أَسَفًا 

Maka barangkali engkau (Muhammad) akan mencelakakan dirimu karena bersedih hati setelah mereka berpaling, sekiranya mereka tidak beriman kepada keterangan ini (Al-Qur'an). Ayat ini menunjukkan kesedihan Rasulullah ﷺ karena berpalingnya mereka.

Ulama menyebutkan bagaimana mulianya Rasulullah ﷺ  di sisi Allah sampai-sampai Allah ﷻ menegur Nabi dengan uslub yang indah.

🔸🔸🔸

💕 Allah ﷻ menyebutkan tentang ibnu Ummi maktum :

8. وَأَمَّا مَنْ جَاءَكَ يَسْعَى

“dan adapun orang yang datang kepadamu dengan bersegera (untuk mendapatkan pengajaran)”

Yas'a yakni sangat menginginkan ilmu. Yakni ketika Abdullah bin Ummi maktum datang menghadap Rasulullah ﷺ  dengan penuh semangat untuk medapatkan berbagai kebaikan dari Rasulullah ﷺ, bukan dengan kemalasan atau keberatan untuk menerima kebaikan, tidak nampak darinya kefuturan, bahkan datang dengan keinginan yang kuat untuk kebaikan akan tetapi Rasulullah ﷺ berpaling darinya. 

9. وَهُوَ يَخْشَى

“sedang dia takut (kepada Allah)”

Dan keinginan Abdullah bin Ummi maktum untuk mencari kebaikan dari Rasulullah ﷺ disertai rasa takut kepada Allah ﷻ, berbeda dengan orang-orang kafir quraisy, dalam diri mereka sama sekali tiada rasa takut yang melekat.

💕 Allah ﷻ berfirman berfirman:

10. فَأَنْتَ عَنْهُ تَلَهَّى

“engkau (Muhammad) malah mengabaikannya”

Dan kamu ( Muhammad ) mengabaikan dia yang datang kepadamu dengan sifat baik yang ada pada dirinya untuk kebaikan, inilah teguran dari Allah kepada Nabi-Nya, dan dari ayat –ayat ini adalah merupakan dalil akan pentingnya kita peduli kepada sesama muslim, dan pentingnya memberikan pengajaran kepada saudara-saudara kita para muslimin , adapun dengan dakwah kepada para kuffar maka cukuplah dengan menyampaikan kepada mereka tentang islam yang benar.

🔸🔸🔸

Selanjutnya Ayat 11 s.d 16, disini menceritakan tentang sifat-sifat Al-Qur’an.

💕Allah ﷻ berfirman berfirman:

11. كَلَّا إِنَّهَا تَذْكِرَةٌ

“sekali-kali jangan (begitu)! Sungguh, (ajaran-ajaran Allah) itu suatu peringatan”

🌿Ibnu katsir mengatakan : Artinya, surat ini atau perintah menyamakan semua orang dalam menyampaikan pengetahuan, tidak dibedakan antara orang yang terhormat dan orang biasa dari kalangan mereka yang menginginkannya.

Dhamir ها pada ayat 11 ini kembali kepada 3 hal: mau'izhah (nasehat), surah atau qissah (kisah ini).

❤️Kemudian Allah ﷻ berfirman berfirman:

12. فَمَنْ شَاءَ ذَكَرَهُ

“maka barang siapa menghendaki, tentulah dia akan memperhatikan-nya”

Yakni: dia akan beramal dengannya.

Kemudian setelah itu Allah ﷻ menyebutkan keagungan Al-Qur’an dengan berfirman :

13. فِي صُحُفٍ مُكَرَّمَةٍ

“dia (al-Qur’an) dalam lembaran-lembaran/kitab-kitab yang dimuliakan (di sisi Allah)”

Dimanakah letak Al-Qur'an ini berada ? { فِي صُحُفٍ } yaitu dalam lembaran lembaran malaikat {مُكَرَّمَةٍ} yang dimuliakan, dan bukanlah dalam lembaran-lebaran biasa.

14. مَرْفُوعَةٍ مُطَهَّرَةٍ

“yang ditinggikan (dan) disucikan”

Yaitu lembaran lembaran Al-Qur'an yang ditinggikan kedudukannya, dan bukanlah lembaran yang di remehkan ataupun di hinakan, melainkan dimuliakan dan dihormati, baik itu bentuknya maupun ayat-ayat yang terkandung didalamnya karena ayat-ayat itu merupakan perkataan mulia dari Allah ﷻ.

Ketika Allah ﷻ menunjukkan bahwa Al-Qur'an ini mulia, tinggi derajatnya dan suci maka seharusnya bagi manusia untuk berakhlak sebagaimana sifat-sifat pada Al-Qur’an ini.

🔸🔸🔸

Kemudian Allah ﷻ berfirman :

15. بِأَيْدِي سَفَرَةٍ

“di tangan para utusan (malaikat)”.

🌿As-safarah maksudnya adalah malaikat, malaikat yang membawa wahyu Allah untuk disampaikan kepada Rasul-Nya Muhammad ﷺ, dialah sebagai perantara antara Allah ﷻ dan Muhammad ﷺ.

Kemudian Allah ﷻ berfirman :

16. كِرَامٍ بَرَرَةٍ

“yang mulia lagi berbakti”

🌿Allah menyebut malaikat itu dengan sebutan { كِرَامٍ } dari kata ( الكَرَم ) kemuliaan, yakni yang berwibawa atau bermartabat, mereka dimuliakan oleh Allah ﷻ dan juga dimuliakan oleh hamba-hamba Allah, berbeda dengan syaithon yang sangat dihinakan dan direndahkan dari segala hal.

🍁كِرَامٍ Yakni: sangat banyak kebaikan dan keberkahannya.

🍁بَرَرَۃٍ Yakni: mereka (para malaikat tersebut) bersih hatinya dan perbuatan-perbuatannya.

Kemudian berlanjut ke pembahasan selanjutnya Allah ﷻberfirman:

17. قُتِلَ الْإِنْسَانُ مَا أَكْفَرَهُ

“celakalah manusia, apa yang membuat dia kafir?”

Setelah Allah ﷻ menjelaskan kedudukan Al-Qur'an, dan kedudukan orang beriman, Allah ﷻ kemudian menjelaskan pada ayat ini status mereka yang dalam diri mereka ada sifat kekufuran :

🍁{ قُتِلَ الْإِنْسَانُ مَا أَكْفَرَهُ } maksud dari ( قُتِلَ ) disini adalah laknat, yakni Allah ﷻ  melaknat sebagian golongan dari manusia, dikarenakan betapa besarnya kekufuran mereka kepada Allah ﷻ, yaitu kekufuran mereka terhadap nikmat yang Allah berikan, dan kekufuran mereka terhadap Al-Qur'an .

🍁{ قُتِلَ الْإِنْسَانُ } Terlaknatlah sebagian golongan dari manusia, dan yang dimaksud dari ayat ini adalah mereka orang-orang kafir, terhadap apapun mereka berbuat kufur melainkan itu hanyalah dari nafsu mereka dan kesengsaraan yang akan mereka dapati .

Allah ﷻ berfirman dalam surat Ibrahim ayat ke 34 :

 إِنَّ ٱلْإِنسَٰنَ لَظَلُومٌ كَفَّارٌ 

Sungguh, manusia itu sangat zhalim dan sangat mengingkari (nikmat Allah).

Kemudian Allah ﷻ berfirman :

18. مِنْ أَيِّ شَيْءٍ خَلَقَهُ

“Dari manakah Dia (Allah) menciptakannya?”

19. مِنْ نُطْفَةٍ خَلَقَهُ فَقَدَّرَهُ

“dari setetes mani, Dia menciptakannya lalu menentukannya”

🌿Ayat-ayat ini menceritakan tentang penciptaan manusia. Allah ﷻ menciptakan manusia dalam keadaan lemah dari air mani, agar apa? Agar ia tidak sombong dan tidak ingkar terhadap Rabb-Nya.

🌿Alangkah kerasnya penentangannya kepada kebenaran setelah jelas, padahal siapakah dia? Dia hanyalah makhluk yang diciptakan dari sesuatu yang paling lemah; dari air yang hina lalu Allah ﷻ menentukan fase-fase kejadiannya dan menyempurnakannya.

🔸🔸🔸

Kemudian Allah ﷻ berfirman :

20. ثُمَّ السَّبِيلَ يَسَّرَهُ

“kemudian jalannya Dia mudahkan”

Ibnu Abbas mengatakan bahwa maksud dari ayat ini adalah Allah mudahkan manusia keluar dari perut ibunya

💕Kemudian Allah ﷻberfirman :

21. ثُمَّ أَمَاتَهُ فَأَقْبَرَهُ

“Kemudian Dia mematikannya lalu menguburkannya”

Yakni Allah ﷻ akan membangkitkan manusia dari kuburnya.

❤️Kemudian Allah ﷻ berfirman :

22. ثُمَّ إِذَا شَاءَ أَنْشَرَهُ

“Kemudian jika Dia menghendaki, Dia membangkitkannya kembali”

23. كَلَّا لَمَّا يَقْضِ مَا أَمَرَهُ

“Sekali-kali tidak, manusia itu belum melaksanakan apa yang diperintahkan Allah kepadanya”

🌿Liatlah keadilan Allah yang tidak menyamakan ganjaran antara orang baik dan buruk dan mukmin dan kafir, Dia tidak menzholimi siapa pun, serta tidak memberi azab kepada siapa pun melainkan itu merupakan balasan daripada keburukannya sendiri, dan tidak pula Allah membalas kebaikan seseorang melainkan itu adalah balasan daripada amal shalihnya ketika didunia, dan kepada mukmin yang beramal shalih akan Ia lebihkan ganjarannya, akan tetapi kepada kafir tidak ada ganjaran bagi mereka di akhirat sampai mereka menyatakan keimanan mereka kepada Allah.

🌿Allah berfirman, "Kalla," artinya duduk perkaranya tidaklah seperti apa yang dikatakan oleh manusia yang kafir itu, bahwa dia telah menunaikan hak Allah yang ada pada dirinya dan harta bendanya.

Kemudian Allah ﷻ berfirman :

24. فَلْيَنْظُرِ الْإِنْسَانُ إِلَى طَعَامِهِ

“maka hendaknya manusia itu memperhatikan makanannya”

🌿Sepantasnya manusia itu memperhatikan makanannya, pada Ayat ini Allah ingin menjelaskan ayat-ayat-Nya yang mengisyaratkan pada karunia-Nya dan rahmat-Nya kepada hamba-Nya serta nikmat yang Ia limpahkan mereka, bagaimana Allah menganugerahkan kepada mereka rezeki makanan yang dari mereka memperoleh gizi untuk tubuh mereka, darimana kah datangnnya makanan ini ? maka Allah pun menyebutnya dalam ayat-ayat berikutnya.

Ayat ini menunjukkan agar kita memperhatikan segala kenikmatan-kenikmatan yang Allah ﷻ berikan.

❤️Kemudian Allah ﷻ berfirman :

25. أَنَّا صَبَبْنَا الْمَاءَ صَبّاً

“Kamilah yang telah mencurahkan air melimpah (dari langit)”

Ini adalah tanda di antara tanda-tanda Allah ﷻ.

🍁Kami mencurahkan hujan dari langit { صَبًّا } dengan kuat agar dapat mengalir di bumi, sehingga dengannya bibit-bibit tanaman dapat tumbuh dengan baik, akan tetapi jika air hujan yang turun tidak dengan deras, maka boleh jadi bibit yang tertanam didalam tanah tidak dapat disentuh oleh air, maka itulah hikmah dari turunnya hujan dengan deras.

🔸🔸🔸

26. ثُمَّ شَقَقْنَا الْأَرْضَ شَقّاً

“kemudian Kami belah bumi dengan sebaik-baiknya”

27. فَأَنْبَتْنَا فِيهَا حَبّاً

“lalu disana Kami tumuhkan biji-bijian”

28. وَعِنَباً وَقَضْباً

“dan anggur dan sayur-sayuran”

🍁Al-habb artinya biji-bijian, al-inab artinya anggur. Sedangkan al-qadb artinya sejenis sayuran yang dimakan oleh ternak dengan mentah-mentah. Demikianlah menurut Ibnu Abbas, Qatadah, Ad-Dahhak. dan As-Saddi. Al-Hasan Al-Basri mengatakan bahwa al-qadb artinya makanan ternak.

💕Kemudian Allah ﷻ berfirman :

29. وَزَيْتُوناً وَنَخْلاً

“dan zaitun dan pohon kurma”

Kemudian Allah ﷻ berfirman :

30. وَحَدَائِقَ غُلْباً

“dan kebun-kebun yang lebat”

31. وَفَاكِهَةً وَأَبّاً

“dan buah-buahan serta rerumputan”

32. مَتَاعاً لَكُمْ وَلِأَنْعَامِكُمْ

“(Semua itu) untuk kesenangan kalian dan untuk hewan-hewan ternak kalian".

Ini menunjukkan bagaimana nikmat-nikmat Allah ﷻ agar kita mensyukurinya dan memperhatikannya.

🔸🔸🔸

Kemudian Allah ﷻ menutup surat ‘Abasa dengan pembahasan tentang hari kiamat:

33. فَإِذَا جَاءَتِ الصَّاخَّةُ

“maka apabila datang suara yang memekakkan (tiupan sangkakala)”

🍁Ash-Shakhkhah adalah nama diantara nama-nama hari kiamat. Dinamakan ash-Shakhkhah karena pekikan suaranya.

🍁Kemudian Allah menjelaskan keadaan akhir dari kehidupan didunia ini, bahwa semua kenikmatan² yang telah disebutkan pada ayat-ayat sebelumnya akan tiba waktunya untuk berakhir, kapan ?  Yaitu ketika datangnya suara yang menghancurkan dunia beserta segala isinya, itulah hari kiamat yang ditandai dengan adanya suara tiupan sangkakala yang suaranya sangat kuat dan dapat menghilangkan pendengaran,

🌿Tafsir ibn Katsir :

Ibnu Abbas mengatakan bahwa yang dimaksud dengan as-sakhkhah ialah salah satu nama lain dari hari kiamat, Allah memperingatkan dan mempertakuti hamba-hamba-Nya dengan hari tersebut. 

Ibnu Jarir mengatakan bahwa barangkali ia merupakan nama tiupan sangkakala. 

Al-Bagawi mengatakan, as-sakhkhah artinya pekikan hari kiamat, dikatakan demikian karena kejadiannya memekakkan telinga sehingga hampir saja menjadikannya tuli.

34. يَوْمَ يَفِرُّ الْمَرْءُ مِنْ أَخِيهِ

“pada hari itu manusia lari dari saudaranya”

35. وَأُمِّهِ وَأَبِيهِ

“dan dari ibu dan ayahnya”

36. وَصَاحِبَتِهِ وَبَنِيهِ

“dan dari istri dan anak-anaknya”

Manusia akan lari dari semuanya, baik ibunya, ayahnya, saudaranya, suami atau istri dan anak-anaknya. Mereka hanya akan memikirkan dirinya masing-masing (nafsi-nafsi).

Semuanya lari dari apa yang dicintainya; karena tidak mampu untuk membantunya, itulah peristiwa yang sangat dahsyat, seorang pun tidak menginginkan datang kepadanya orang lain karena dia sedang mencari tempat untuk melarikan diri.

Kemudian Allah ﷻ berfirman :

37. لِكُلِّ امْرِئٍ مِنْهُمْ يَوْمَئِذٍ شَأْنٌ يُغْنِيهِ

“setiap orang dari mereka pada hari itu mempunyai urusan yang menyibukkannya”

🍁Masing-masing saat itu mempunyai perkara yang menjadikannya lupa terhadap orang lain karena dahsyatnya kepedihan pada Hari itu.

Qatadah mengatakan bahwa pada hari itu yang dipentingkan adalah yang paling dicintai dan paling dekat, karena dahsyatnya huru-hara di hari itu. Yang dalam hal ini tiada yang lebih dicintai dan lebih dekat bagi seseorang kecuali diri masing-masing.

❤️Rasulullah ﷺ  bersabda :

 إِنَّكُمْ مَحْشُورُونَ حُفَاةً عُرَاةً غُرْلًا ثُمَّ قَرَأَ كَمَا بَدَأْنَا أَوَّلَ خَلْقٍ نُعِيدُهُ ۚ وَعْدًا عَلَيْنَا ۚ إِنَّا كُنَّا فَاعِلِينَ 

“Sungguh kalian akan dibangkitkan dalam keadaan tidak mengenakan sandal (pelindung kaki), telanjang dan masih berkulup (belum dikhitan)”.

🔸🔸🔸

Kemudian Allah ﷻ berfirman :

38. وُجُوهٌ يَوْمَئِذٍ مُسْفِرَةٌ

“pada hari itu ada wajah-wajah yang berseri-seri”

39. ضَاحِكَةٌ مُسْتَبْشِرَةٌ

“tertawa dan gembira ria”.

🍁Yaitu gembira senang yang telah menguasai hati mereka, yang hal tersebut dapat terlihat melalui roman muka mereka yang berseri-seri; mereka ini adalah golongan ahli surga.

🍁Yakni manusia dihari itu ada dua golongan, ada yang muka mereka berseri-seri (bercahaya)mereka yang berseri-seri; mereka ini adalah golongan ahli surga. Golongan kedua muka mereka tampak kelabu sehingga kelihatannya hitam Yaitu orang-orang yang hatinya kafir dan durhaka dalam amal perbuatannya.

Kemudian Allah ﷻ berfirman :

40. وَوُجُوهٌ يَوْمَئِذٍ عَلَيْهَا غَبَرَةٌ

“dan pada hari itu ada (pula) wajah-wajah yang tertutup dengan debu (suram)”

41. تَرْهَقُهَا قَتَرَةٌ

“tertutupi oleh kegelapan”

42. أُولَئِكَ هُمُ الْكَفَرَةُ الْفَجَرَةُ

“mereka itulah orang-orang kafir yang fajir”

Pada hari itu Allah membagi manusia dalam dua golongan yaitu golongan ahli surga dan ahli neraka. Dan pada hari itu nasab-nasab tidak bermanfaat lagi baginya.

❤️Rasulullah ﷺ bersabda, :

"Pada hari Kiamat kelak, Nabi Ibrahim ‘alaihissalam  bertemu dengan ayahnya, Azar, sementara wajah Azar hitam kelam dan berdebu. Lalu Nabi Ibrahim ‘alaihissalam berkata kepadanya, Bukankah saya pernah melarangmu agar tidak durhaka kepadaku?" Ayahnya menjawab, Hari ini aku tidak akan durhaka kepadamu. Lalu Nabi Ibrahim ‘alaihissalam berkata, Ya Rabbi! Sungguh, Engkau telah berjanji kepadaku agar Engkau tidak menghinakan aku pada hari mereka dibangkitkan. Lalu kehinaan apalagi yang lebih hina daripada keadaan ayahku yang dijauhkan dari rahmat-Mu?". Allah ﷻ kemudian berfirman, Sesungguhnya Aku mengharamkan surga bagi orang-orang kafir. Selanjutnya ditanyakan kepada kepada Nabi Ibrahim ‘alaihissalam, Wahai Ibrahim! Apa yang ada di bawah kedua kakimu? Beliau pun melihat di bawahnya, ternyata di situ terdapat sesosok anjing hutan yang berlumur kotoran terlihat sedang tertunduk, lalu kaki-kakinya diikat dan dilemparkan ke dalam neraka."(HR. Al-Bukhari). Ini menunjukkan bahwa tidak ada manfaat nasab-nasab terhadap orang-orang kafir.

🔸🔸🔸

Dalam surah ‘Abasa ini sangat banyak faedah yang dapat diambil, diantaranya :

1️⃣Dalam berdakwah itu harus dengan hikmah dan lemah lembut,

2️⃣Surah ini menunjukkan sifat-sifat Al-Qur’an dan agar kita bersemangat untuk menjadi ahli quran yang berakhlak dengan Al-Qur’an,

3️⃣Wajibnya bertafakkur atas kenikmatan-kenikmatan dari Allah Ta'ala,

4️⃣Juga terdapat faidah untuk mensyukuri nikmat-nikmat Allah dengan menggunakan kenikmatannya dengan ketaatan,

5️⃣Hendaknya semua orang kita dakwahi tanpa membeda-bedakan kondisinya, hendaklah ia berdakwah kepada siapa saja, kepada orang kaya maupun orang miskin,

6️⃣Hendaknya memberi perhatian lebih kepada penuntut ilmu yang lebih bersemangat dari yang lainnya.


🌿🌷🌿🌷🌿🌷🌿🌷🌿🌷🌿


🕰️ 02 Shafar 1442H/ 19 September 2020

📝 Diterjemahkan oleh al-ukh Lina & Fitrah

🖋️Notulen oleh Sarah Ummu Ukkasyah

Post a Comment

0 Comments