Kiat-kiat agar Berhenti dari Melakukan Perbuatan Dosa



بسم الله الرحمن الرحيم -

🌸 MUHADHOROH 🌸

Teacher: ustadha Sarah AL 'Odah حفظهاالله

🌿🌷🌿🌷🌿🌷🌿🌷🌿🌷🌿

Kemaksiatan adalah hal yang selalu menghiasi hari-hari kita, karena diri ini senantiasa mengajak kepada kemaksiatan. Bukanlah disebut orang yang baik kalau tidak melakukan kemaksiatan, karena setiap manusia pasti melakukan dosa. Dan sebaik-baik manusia adalah yang bertaubat. Ini yg kita harapkan yaitu ketika melakukan dosa segera kembali kepada Allaah.

Ustadzah membahas buku karangan Syaikh Ibnul Qayyim Rahimahullah, beliau menuliskan tips untuk mencegah diri kita dari kemaksiatan.

🕰️ 1. Mengingat Allaah

Mengingat kekuasaan-Nya dan mengingat keagungan-Nya, berdasarkan firman Allaah Ta'ala:

وَمَا قَدَرُوا۟ ٱللَّهَ حَقَّ قَدْرِهِۦوَٱلْأَرْضُ جَمِيعًا قَبْضَتُهُۥ يَوْمَ ٱلْقِيَٰمَةِ وَٱلسَّمَٰوَٰتُ مَطْوِيَّتٌۢ بِيَمِينِهِۦ ۚ سُبْحَٰنَهُۥ وَتَعَٰلَىٰ عَمَّا يُشْرِكُونَ

Artinya: Dan mereka tidak mengagungkan Allaah dengan pengagungan yang semestinya,padahal bumi seluruhnya dalam genggaman-Nya pada hari kiamat, dan langit digulung dengan tangan kanan-Nya. Maha Suci Allaah dan Maha Tinggi Dia dari apa yang mereka persekutukan. (Q.S Azzumar-67) 

Allaah Ta'ala juga berfirman:

مَّا لَكُمْ لَا تَرْجُونَ لِلَّهِ وَقَارًا

Artinya: Mengapa kamu tidak percaya akan kebesaran Allaah? (Q.S Nuh-13)

Allaah Ta'ala yang memberikan kita rezeki. Allaah Ta'ala menjadikan dari mani yang hina sebuah makhluk hidup. Allaah Ta'ala tentukan semua ketetapan. Bagaimana kita tidak mengagungkan Allah Ta'ala. Bagaimana Allah Ta'ala menggenggam langit dan bumi pada hari kiamat.

Dalam Tafsir Ibnu Abbas : Mengapa kalian tidak mengagungkan Allaah sebagaimana seharusnya Allaah diagungkan. 

Ketika bermaksiat kita ingat keagungan Allaah, ingat kalau Allaah melakukan ini dan itu insyaAllaah hati kita akan meninggalkan maksiat tersebut. 

Sahabat Jalil Jubair Ibnu Muth’im Rahimahullaah suatu ketika beliau mendengar Rasulullah shalallahu 'alaihi wa Sallam pada saat solat maghrib membaca surat thur pada ayat 35-37:

أَمْ خُلِقُوا مِنْ غَيْرِ شَيْءٍ أَمْ هُمُ الْخَالِقُونَ

Artinya: Apakah mereka diciptakan tanpa sesuatupun ataukah mereka yang menciptakan (diri mereka sendiri)? (Q.S Thur-35) 

أَمْ خَلَقُوا السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ ۚ بَلْ لَا يُوقِنُونَ

Artinya: Ataukah mereka telah menciptakan langit dan bumi itu?; sebenarnya mereka tidak meyakini (apa yang mereka katakan). (Q.S Thur-36) 

أَمْ عِنْدَهُمْ خَزَائِنُ رَبِّكَ أَمْ هُمُ الْمُصَيْطِرُونَ

Ataukah di sisi mereka ada perbendaharaan Tuhanmu atau merekakah yang berkuasa? (QS. Thur-37)

Kata Jubair Rahimahullaah hampir saja hati ini ingin terbang. Di riwayat lain dan itu seolah pertama kalinya iman masuk ke hati saya.

Bayangkan ketika ia bermaksiat dan banyak bermaksiat lalu ia ingat Allaah Maha Kuasa dan hatinya ingat sesuatu yang menghentak hatinya sehingga ia berhenti, ia ingat bagaimana kalau saja saat itu ia diadzab maka ia berhenti bermakasiat. 

❤️ 2. Mahabbatullah (Kecintaan kepada Allaah)

Ketika hamba menyibukkan hatinya pada kecintaan kepada Allaah maka Allaah memalingkan hatinya dari kesibukan untuk bermaksiat kepada Allaah. Allaah Ta'ala berfirman:

وَٱلَّذِينَ ءَامَنُوٓا۟ أَشَدُّ حُبًّا لِّلَّهِ

Artinya: Adapun orang-orang yang beriman amat sangat cintanya kepada Allaah. (Q.S Al Baqarah-165) 

Rasa cintanya kepada Allah jauh lebih tinggi dari maksiat, Ketika hatinya sibuk dengan kecintaan kepada Allaah, maka Allaah akan menyibukkan hatinya agar tidak jatuh kepada murka Allaah. Ketika bermaksiat atau berbuat dosa maka kadar kecintaannya kepada Allaah akan turun. Semakin sering berdosa maka kadar kecintaannya kepada Allaah pun akan semakin turun. Maka bagaimana agar jauh dari kemasiatan? maka tingkatkan rasa cinta kepada Allah Ta’ala.

Rasa cinta yg dimaksud adalah yang jujur. Bukan hanya diucap dengan lisan tanpa bukti. Bukti rasa cinta itu ada syaratnya. Dalam surat Ali imran ayat 31, Allaah berfirman:

قُلْ إِن كُنتُمْ تُحِبُّونَ ٱللَّهَ فَٱتَّبِعُونِى يُحْبِبْكُمُ ٱللَّهُ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ

Artinya: Katakanlah: "Jika kamu (benar-benar) mencintai Allaah, ikutilah aku, niscaya Allaah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu”. (Q.S Ali Imran-31) 

Kita mudah mencintai Allaah namun pertanyaannya apakah Allaah mencintai kita???

Dalam sebuah syair: 
Engkau bermaksiat kepada Allaah padahal lisanmu mengatakan kau mencintainya. 

(Ini adalah kiasan yang sangat indah tapi hanya basa basi belaka)

Kalau saja engkau jujur tentu saja engkau akan mengikuti perintah-Nya.

Dan sesungguhnya pasti orang yang mencintai akan mengikuti perintah orang yang dicintainya.

💡 3. Mengingat Nikmat-Nya

Bagaimana kita bersaksi atas nikmat yg Allaah berikan kepada kita. Ketika ada seorang dermawan memberikan kita kebaikan , apakah pantas kita membalasnya dengan keburukan. Tentu kita akan balas dengan kebaikan. Bagaimana dengan Allaah. Sungguh orang yg celaka kalau ia diperlakukan dengan baik ia membalas dengan keburukan. 

Maka ingatlah nikmat Allaah dan kebaikan kebaikan Allaah. Allaah Ta'ala berfirman: 

وَإِن تَعُدُّوا۟ نِعْمَةَ ٱللَّهِ لَا تُحْصُوهَآ

Artinya: Dan jika kamu menghitung-hitung nikmat Allaah, niscaya kamu tak dapat menentukan jumlahnya. (Q.S An Nahl-18) 

Ini jadi peringatan bagi kita. Bagaimana kebaikan dari Allaah kita balas dengan keburukan kita.

Sebuah kisah dari Imam Abdul Ghani Al Maqdisi rahimahullaah menuliskan dalam kitab at-tawwabiin tentang kisah Ibrahim bin Adham.

Seseorang datang berkata:  “wahai aba ishaq saya ini orang yang selalu tenggelam dengan dosa, saya selalu menzholimi diri saya maka berikan nasihat agar hati saya tenang dengan maksiat saya ini”

Ibrahim berkata” kalau kamu melakukan 5 perkara ini maka kamu bisa bermaksiat”

“berikan padaku ya aba ishaq”

“pertama ketika kau ingin bermaksiyat maka jangan makan rezeki-Nya”

“bagaimana aku bisa makan padahal semua makanan di bumi ini rezeki dari Allaah”

“itu dia. Kenapa kau kaget apakah kau merasa pantas bermaksiat kepada ALLAAH  sementara kau makan dari rezeki-Nya?”

“kalau begitu berikan tips kedua”

“kalau kau ingin bermaksiat maka jangan tinggal sejengkal pun di atas muka bumi yang Allaah ciptakan”

“ini lebih sulit dari yang pertama. Kalau bukan dari timur ke barat maka dimana aku tinggal sedangkan semua ini adalah bumi Allaah”

“maka apakah pantas kau yang telah makan rezeki-Nya dan tinggal di bumi-Nya kemudian engkau ingin bermaksiat kepada Allaah “

“tidak. berikan yang ke-3”

“jika ingin bermaksiat sambil makan rezeki-Nya dan tinggal di bumi-Nya maka cari tempat di muka bumi ini yang kamu bisa bersembunyi dari Allaah maka lakukan maksiat di tempat itu”

“bagaimana saya bisa sembunyi sedangkan Allaah mengetahui apa yang saya nampakkan dan apa yang saya sembunyikan”

“wahai engkau. Engkau sudah tau hal itu. Engkau bisa makan enak dari rezeki-Nya dan tinggal di bumi-Nya dan engkau tau Allaah sedang melihatmu. Kau melakukan maksiat di hadapan Allaah, kau berani melakukan itu?!”

“tidak. berikan yang ke-4”

“kalau datang malaikat maut untuk mencabut nyawamu maka katakan pada malaikat itu, untuk menunda pencabutan nyawamu agar bisa bertaubat dari maksiat”

“bagaiamna mungkin ia menerima permintaan itu”

“jika kau tidak mampu menahan malaikat maut sampai kau bertaubat, bagaiamna mungkin kau berani bermaksiat sedangkan kau tidak bisa menjamin kapan datang kematianmu”

“kalau begitu berikan aku yang ke-5”

“ketika datang padamu zabaniyah yaitu malaikat yg menarik ubun-ubun manusia untuk diseret ke dalam neraka pada hari kiamat maka  berhenti lalu tolaklah”

“bagaimana mungkin. Tentu ia akan menolak saya”

“bagaimana mungkin kau berharap akan selamat sedangkan kau bermaksiat kepada Allaah?”

“ya ibrohim cukup cukup kalau begitu saya bertaubat kepada Allaah”

A: seimbangkan keduanya dalam ibadah. Berharap rahmat dan ampunan Allaah. Takut adzab Allaah. Ingat Allaah maha baik tapi juga ingat Allaah maha pedih siksa-Nya. Allah maha penyayang, maha pengampun dan ingat Allaah maha membalas perbuatan hamba-Nya. Ini mendatangkan keimanan dan ketakutan kita kepada Allaah dan rasa harap secara seimbang. Rahmat Allaah sangat luas yakinlah Allaah masih menerima taubat selama matahari belum terbit matahari dari barat. Taubat yg sesungguhnya Allaah akan mengampuninya. Kedua sayap ini dipimpin oleh mahabbah yaitu  rasa cinta. Rasa harap dan takut bukan hal yg bertolak belakang. 

“sembahlah Rabb mu dengan rasa takut dan harap”

Kalau kita mempelajari sifat dan mentadabburi asma Allaah maka kita akan mendapatkan hal itu.

🔥4. Meyakini adanya murka dan balasan Allaah

Allaah mampu marah dan tidak akan ada yang bisa menyelamatkan hamba itu dari kemurkaan Allaah. Tidak akan ada keutamaan sedikitpun yang Allaah berikan kepada hamba itu. Ingatlah h yang sia-sia atau hal yg akan disesali bahwa Allaah maha pengampun, maha penyayang tapi ia malah berani bermaksiat kepada Allaah. Ia lupa bahwa Allaah bisa marah. Allaah memiliki balasan yang sangat pedih. Terkadang ia bermaksiat dan saya akan bertaubat kepada Allaah. Ia tidak tau bahwa Allaah mampu untuk membalas kemaksiatannya. Salah satu sifat Allaah ketika marah adalah Allaah cabut kenikmatan-Nya dari hamba itu. Dan kalau sudah dicabut segala kenikmatan itu dari seorang hamba, apa yg bisa dilakukan sedangkan segala sesuatu atas kehendak Allaah. 

Ingat bukan hanya rahmat Allaah yang luas tapi juga Allaah mampu membalas perbuatan maksiat. 

🎥5. Bersaksi siapa yang bermaksiat akan kehilangan segala kebaikan di dunia dan di akhirat.

Dan segala yang berkaitan dengan keburukan akan menghampirinya. Dan segala kebaikan akan hilang darinya. Minimal ia akan kehilangan keimanan. Keimanan merupakan nikmat yang luar biasa. Dengan maksiat maka Allaah cabut keimanan itu dari hati-hati kita. Kita sudah tau keimanan itu diyakini dengan hati diucap dengan lisan dan lakukan dengan perbuatan. Sedangkan ketika kita bermaksiat, bisa jadi kita meyakini dan mengucapkan tapi amal yang kita lakukan mengkhianati apa yang kita yakini. 

Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam mengatakan “ tidaklah seorang pezina berzina dalam keadaan ia beriman, tidaklah pemabuk ketika minum khamr dalam keadaan beriman dan tidaklah pencuri ketika mencuri dalam keadaan beriman.”

Maksudnya ketika ia bermaksiat Allaah cabut keimanan dari diri nya. Boleh jadi kita dicap sebagai orang yang beriman dengan pakaian kita. Namun bisa jadi dengan maksiat yang kita lakukan Allaah akan cabut keimanan dari diri kita. Orang beriman ketika bermaksiat disebut al fasiq yaitu org yang buruk, al ‘ashi yaitu tukang maksiat atau pemaksiat, mukmin faajir yaitu pelaku keburukan. Apakah ingin didepannya disebut mukmin namun ujungnya disebut faajir pelaku keburukan. Maka yang harus kita lakukan adalah meninggalkan maksiat itu. Maka ingat kita akan kehilangan kebaikan dan keutamaan kalau bermaksiat.

Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menyebutkan:
“ada sekelompok kaum dari umatku ia datang dengan kebaikan yang sangat banyak sebesar gunung, kemudian Allaah jadikan kebaikan itu terbang seperti debu tertiup angin. Tsauban mengatakan : “ berikan kepada kami siapa mereka, kami khawatir akan termasuk golongan mereka”

“mereka adalah saudara kalian, bagian dari kalian, mereka bangun di malam hari sebagaimana kalian bangun di malam hari namun ketika dia jauh dari kalian (sendiri), mereka melakukan yang diharamkan oleh Allaah”

Maka ingat iman bertambah dengan ketaatan dan berkurang dengan maksiat. Disebutkan juga iman bertambah dengan amal shalih dan amal shalih mampu menghapus keburukan. Namun keburukan juga mampu menghapuskan amal shalih. 

🌹6. Nikmatnya melawan hawa nafsu dan mengusir syaithan

Bagaimana kita menikmati  melawan hawa nafsu dan mengusir syaithan? 

Sungguh ketika kita melawan hawa nafsu dan melawan syaithan ini kita akan mendapatkan kenikmatan, kebahagiaan, kesenangan. Kenikmatan itu semakin bertambah. Dan Tidak akan didapat kenikmatan itu dari tempat lain.

📜Sumber keburukan ada dua yaitu:

🌑1. Keburukan dari dalam diri

Bisikan yang dari dalam adalah nafsu kita. Selalu memanggil kepada keburukan

🌕2. Bisikan dari luar yaitu dari syaithan.

Ketika sendirian kita akan ingin bersantai ingin melakukan maksiat atau kesia-siaan. Ketika kita berusaha melawan bisikan syaithan akan kita rasakan kenikmatan. Kalau berhasil melawannya maka akan merasakan nikmat-Nya ketaatan kepada Allaah. Perasaan yg tidak akan pernah didapat dari kenikmatan lain.

Ketika malam bangun dan solat munajat pada Allaah dan membaca Al-Qur'an. Kemudian ingat kenikmatan yang akan Allaah berikan. Rasa kantuk menyerang namun berhasil kita lawan maka akan mendapat kenikmatan yang tidak didapat dari kenikmatan lain.

Berikut Doa dari Nabi shalallahu alaihi wa sallam: 

اللَّهُمَّ فَاطِرَ السَّمَواتِ والأرضِ عَالمَ الغَيْب وَالشَّهَادةِ، ربَّ كُلِّ شَيءٍ وَمَلِيكَهُ. أَشْهَدُ أَن لاَ إِله إِلاَّ أَنتَ، أَعُوذُ بكَ منْ شَرِّ نَفسي وشَرِّ الشَّيْطَانِ وَشِرْكهِ

Artinya :“Ya Allaah, yang menjadikan langit dan bumi, yang mengetahui yang ghaib dan yang nyata, Tuhan bagi tiap-tiap sesuatu dan yang memilikinya. Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan yang berhak disembah kecuali Engkau. Aku berlindung pada-Mu dari kejahatan diriku sendiri dan dari kejahatan setan dan teman sekutunya.”

Berlindung dari keburukan diri dan syaithan. Dibaca pagi dan malam atau ketika bangun tidur. Rasulullah shalallahu 'alaihi wa sallam di hadits ini menyebutkan dua hal. Keburukan diri sendiri (syahwat). Kalau diri ingin ini ingin itu maka tinggalkan. Karna jiwa selalu mengarah kepada keburukan. Karna diri ini senantiasa membisikkan kepada keburukan. 

Surga Allaah dikelilingi oleh yang dibenci hawa nafsu.  Neraka dikelilingi yang disukai hawa nafsu. Maka kenikmatan meninggalkan hawa nafsu dan bisikan syaithan ini kita gunakan untuk menahan diri dari melakukan kemaksiatan.

☔7. Adanya pengganti yang lebih baik

Allaah Ta'ala akan ganti keharaman yg kita tinggalkan dengan yg lebih baik.  Diganti dengan yang Allaah cintai, timbangan nya lebih baik. Mendapat kemenangan karena ada ganti dari Allaah yang jauh lebih baik.

Ketika bermaksiat ia mengingat Allaah. Kalau saja saya meninggalkan kemaksiatan itu maka Allaah akan menggantikannya dengan kebaikan dan kenikmatan. Tinggalkan maksiat dengan mengharap ridha Allaah Ta'ala.

Ini yg disebut perlindungan dan keutamaan bagi orang yang beriman yang meninggalkan maksiat, Allah Ta'ala memberikan kebahagiaan dalam jiwa dan keberkahan dalam kehidupan. Allaah Ta'ala berfirman:

مَنْ عَمِلَ صَالِحًا مِنْ ذَكَرٍ أَوْ أُنْثَىٰ وَهُوَ مُؤْمِنٌ فَلَنُحْيِيَنَّهُ حَيَاةً طَيِّبَةً ۖ وَلَنَجْزِيَنَّهُمْ أَجْرَهُمْ بِأَحْسَنِ مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ

Artinya: Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan Kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan. (Q.S An Nahl-97). 

Ini janji Allaah Ta'ala bagi yang meninggalkan dunia akan mendapat Syurga dan kenikmatan di dalam nya.

Allaah Ta'ala berfirman:

(وَأَمَّا مَنْ خَافَ مَقَامَ رَبِّهِ وَنَهَى النَّفْسَ عَنِ الْهَوَىٰ)(فَإِنَّ الْجَنَّةَ هِيَ الْمَأْوَىٰ)

Artinya: Adapun bagi orang yang takut apabila berdiri di hadapan Rabbnya dan menahan nafsunya dari keinginan terhadap apa yang diharamkan oleh Allaah. Maka kepada surga Allaah lah ia akan kembali. (Q.S An Naziat 40-41) 

Rasulullaah shalallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

Artinya: Kalian tidak akan meninggalkan sesuatu Karna ketaatan pada Allaah kecuali akan digantikan oleh Allaah dengan yang lebih baik. 

Dalam lafazh lain yang artinya “siapa yang meninggalkan sesuatu karena Allaah maka akan Allaah gantikan dengan sesuatu yang lebih baik”

Ketika Rasulullah shalallahu 'alaihi wa sallam melihat seorang laki-laki. Laki-laki itu sering minum khamr. Barangsiapa minum khamr di dunia dan belum bertaubat maka dihari kiamat ia akan diharamkan dari khamr di akhirat. 

Ini berarti ketika kita meninggalkan khamr di dunia maka akan mendapat khamr di akhirat.

Bahwa ketika ia mendengarkan musik agar mendapatkan ketenangan, untuk istirahat. Ini perkataan bathil, ini Kebohongan. Tidak ada Ketenangan bagi seorang hamba kecuali hanya dengan berdzikir kepada Allaah Azza wa Jalla. Dan tidak ada kebahagiaan yang dapat dilukiskan di hati-hati seorang hamba kecuali hanya didapat dengan mengingat Allaah, tenggelam di dalam ayat-ayatNya dan mentadabburinya.

❤️8. Kebersamaan dengan Allaah (ma’iyah)

Terdapat  2 jenis ma'iyah, yaitu:

❣️A. Ma’iyyatu Ammah

Secara umum meyakini Allaah bersama hambaNya dan mengawasi hambaNya

❣️B. Ma’iyyatu khossoh

Kebersamaan Allaah dengan hambaNya. Tidak ada satupun yang kita lakukan kecuali diketahui oleh Allaah dengan izin, kehendak dan rihda Allaah Ta'ala. 
Allaah Ta'ala berfirman:

إِنَّ ٱللَّهَ مَعَ ٱلصَّبِرِينَ

Artinya: Sesungguhnya Allaah beserta orang-orang yang sabar. (Q.S. Al-Baqarah-153) 

إِنَّ اللَّهَ مَعَ الَّذِينَ اتَّقَوْا وَالَّذِينَ هُمْ مُحْسِنُونَ

Artinya: Sesungguhnya Allaah beserta orang-orang yang bertakwa dan orang-orang yang berbuat kebaikan. (Q.S-An Nahl-128) 

وَإِنَّ ٱللَّهَ لَمَعَ ٱلْمُحْسِنِينَ

artinya: Dan sesungguhnya Allaah benar-benar beserta orang-orang yang berbuat baik. (Q.S. Al Ankabut-69) 

Kebersamaan inilah yang paling baik. Paling bermanfaat bagi hamba di dunia dan akhirat, ketika lapang maupun sempit, ia mendapat yangg diinginkan maupun yg tidak diinginkan. Manfaat ini dirasakannya di dunia dan akhirat. bagaimana mungkin kita bersama Allaah tapi tidak merasakan nikmat.

Ma’iyah ini tidak akan ada bagi orang yang bermaksiat. Agar mendapatkan kebersamaan Allaah yang khusus ini maka kita harus meninggalkan maksiat. Ma’iyah ini khusus untuk hambaNya yang muttaqiin yaitu orang bertaqwa, wal muhsiniin yaitu orang yang berbuat baik, dan washoobirin yaitu orang yangg sabar.

Ketika kita sudah bersama Allaah maka Allaah akan menjaga, melindungi kita, memberikan kekuatan kepada kita. Ketika hamba menahan diri dari maksiat dan bersabar maka ia telah melawan hawa nafsu dan ia mendapatkan kemenangan yaitu ma’iyah khoshoh ini.

Bukti dari ma’iyah Allaah ini salah satunya adalah dengan kisah 3 orang yang terkurung di goa. 1 orang berkata kita berdoa kepada Allaah dengan wasilah amal kebaikan kita. Yang amal itu dilakukan hanya untuk Allaah. Salah satunya berkata ya Allaah dulu saya punya sepupu yg saya cintai. Saya menginginkannya. Ketika ia dapat masalah dan butuh dana dari saya. Tiba-tiba saya ingat ini kemaksiatan maka saya berikan 20 dinar dan saya meninggalkannya. (meninggalkan kemaksiatan tersebut). Ya Allaah kalau ini amalan yang dilakukan di sisiMu maka tolong selamatkan kami. Kemudian batu itu bergeser. 

🌹Sabar ada 3, yaitu sebagai berikut:

❤️1. Sabar dalam ketaatan

Badan ini hanya ingin istirahat dan rehat saja. Ketika lela dalam ketaatan itu namanya sabar dalam Ketaatan. 

🖤2. Sabar dalam meninggalkan maksiat

Butuh usaha besar meninggalkan maksiat. Suatu hal yg nikmat ada di hadapan kita, namun kita tinggalkan untuk hal yang berupa keyakinan bahwa kita akan bersama Allaah. Ulama berkata kuatnya keyakinan adalah ketika ia meninggalkan apa yg ia lihat untuk sesuatu yang tidak ia lihat. Kita tinggalkan kelezatan yang ada dihadapan mata untuk sesuatu yang tidak terlihat. Inilah bukti keyakinan dan keimanan. 

💔3. Sabar terhadap musibah

Bersabar atas musibah yang telah Allah tuliskan. 

⭐Materi Tanya Jawab⭐

❓Pertanyaan: kita merasa seperti keimanan bertambah dan ketaatan bertambah ketika bermajelis. Apakah ini munafik? 

📜Jawaban: kalau bersama akhwat iman kita bertambah dan kalau meninggalkannya ilmu seperti menguap. Maka muroja’ah ingatan kita meninggikan ke-Esaan kepada Allaah, tingkatkan ilmu ma’rifatullah atas kemaksiatan yg kita lakukan dan ingat kalau sabar meninggalkan maksiat akan diganti dengan yg lebih baik. Minta keistiqomahan dan dijauhkan dari kemaksiatan. Diberi kenikmatan dlm ketaatan. Dan diberi keresahan ketika bermaksiat, kalau hati dalam ketaatan maka bisa membedakan mana baik dan buruk. Sedangkan kalau terlalu banyak bermaksiat maka hati ini akan sulit ditanya mana yang baik dan buruk.

Wallahu a'lam bisshawab

🌿🌷🌿🌷🌿🌷🌿🌷🌿🌷🌿

🕰️ Sabtu, 28 maret 2020

📝 Diterjemahkan oleh al-ukh Ainil Maqshuroh حفظها الله

Post a Comment

0 Comments